Efek Samping dan Interaksi Obat Ketoprofen
Efek samping dan interaksi obat ketoprofen yang berpotensi fatal tetapi jarang adalah infark miokard, stroke, perdarahan gastrointestinal berat, serta terjadinya bronkospasme. Pemberian ketoprofen bersamaan dengan anti-inflamasi non steroid (OAINS) lainnya dan antikoagulan, dapat meningkatkan risiko ulserasi gastrointestinal dan perdarahan. Namun, efek samping paling sering dari ketoprofen adalah gejala gastrointestinal berupa dispepsia dan peningkatan kadar transaminase.[7,12]
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa modifikasi ketoprofen dengan adanya penambahan zat tertentu, seperti protocatechuic acid, morin, dan apocynin memiliki efektivitas yang sama dalam mengurangi efek samping ulkus gastrointestinal. Beberapa bentuk modifikasi ketoprofen terbaru juga ditemukan memiliki profil aktivitas yang lebih baik dibandingkan dengan obat induknya.[13,14]
Efek Samping
Efek samping paling sering dari ketoprofen adalah masalah gastrointestinal seperti dispepsia, mual, nyeri perut, muntah, konstipasi, diare, perut kembung. Ketoprofen juga dapat menyebabkan anoreksia.[7]
Beberapa efek samping yang secara signifikan dapat terjadi tetapi jarang dari penggunaan ketoprofen, antara lain efek pada sistem saraf pusat adalah mengantuk, pusing, dan penglihatan kabur. Selain itu, ketoprofen dapat menyebabkan retensi natrium dan cairan sehingga dapat mengeksaserbasi gagal jantung, hipertensi onset baru atau eksaserbasi, hiperkalemia.
Ketoprofen sering menyebabkan kelainan fungsi hati, dimana terjadi peningkatan kadar transaminase. Selain itu ketoprofen berpotensi jarang menyebabkan gangguan renal dengan adanya peningkatan kadar ureum/nitrogen urea darah (BUN), serta edema.
Kelainan pada hematologi akibat efek samping ketoprofen yang juga jarang dapat meliputi penurunan agregasi trombosit/trombositopenia, waktu perdarahan memanjang, dan anemia aplastik. Pada penggunaan secara topikal, ketoprofen dapat menyebabkan fotosensitivitas.[5,7,12]
Interaksi Obat
Ketoprofen perlu diperhatikan dalam penggunaan bersama dengan OAINS dan aspirin. Selain itu penggunaannya pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler juga perlu diperhatikan karena penggunaan dengan beberapa obat antikoagulan dapat meningkatkan efek samping.
Ketoprofen juga dapat menurunkan efek antihipertensi pada obat golongan angiotensin-converting enzyme inhibitor (ACEI), dan menurunkan efek obat diuretik bila digunakan bersamaan.
Meningkatkan Efek Samping
Penggunaan ketoprofen bersamaan dengan OAINS seperti diklofenak, aspirin, antidepresan golongan selective serotonin uptake inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine, serta antikoagulan yakni warfarin dan heparin, dapat meningkatkan risiko perdarahan dan ulserasi dari gastrointestinal yang berpotensi fatal.[5,7,12]
Meningkatkan Konsentrasi Plasma
Terjadi peningkatan konsentrasi plasma dan risiko toksisitas dari lithium dan methotrexate jika diberikan bersamaan dengan ketoprofen. Konsentrasi lithium minimum rata-rata meningkat 15% dan klirens renal menurun sekitar 20%, sehingga harus diberikan secara hati-hati dan monitoring untuk tanda-tanda toksisitas lithium. Sama halnya, dengan pemberian bersamaan antara ketoprofen dan methotrexate sehingga dapat meningkatkan risiko toksistas methotrexate.[7,12]
Selain itu, pemberian bersamaan ketoprofen dengan probenecid pada pasien gout atau hiperurisemia dapat meningkatkan ketoprofen bebas dan terikat dengan mengurangi klirens plasma ketoprofen menjadi sekitar sepertiga serta menurunkan pengikatan proteinnya. Hal tersebut menyebabkan kombinasi ketoprofen dan probenesid tidak dianjurkan.[7,12]
Menurunkan Efektivitas Obat
Penggunaan bersamaan ketoprofen dengan ACEI seperti captopril dan lisinopril dapat mengurangi efek antihipertensi, sehingga penggunaan bersamaan ini harus dipertimbangkan jika manfaat lebih besar daripada risiko yang dapat terjadi.
Selain itu, pemberian ketoprofen bersamaan dengan diuretik juga dapat mengurangi efek natriuretik furosemid dan tiazid pada beberapa pasien. Apabila hidroklorotiazid diberikan bersamaan dengan ketoprofen, dapat mengurangi ekskresi kalium dan klorida dalam urin.
Pasien dengan diuretik memiliki risiko lebih besar mengalami gagal ginjal sekunder akibat penurunan aliran darah ginjal yang disebabkan oleh penghambatan prostaglandin, sehingga selama terapi bersamaan dengan ketoprofen, harus dilakukan monitoring secara ketat untuk tanda-tanda gagal ginjal serta memastikan respon terapi.[7,12]
Gangguan Hasil Laboratorium
Ketoprofen dapat menurunkan adhesi dan agregasi platelet, sehingga dapat memperpanjang waktu perdarahan sekitar 3-4 menit dari nilai dasar. Namun, tidak terdapat perubahan signifikan dalam jumlah trombosit, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, atau waktu trombin.[7,12]
Selain itu, penggunaan ketoprofen dapat menyebabkan hasil positif palsu dari rasio aldosteron/renin, mengganggu deteksi albumin, garam empedu, 17-ketosteroid, atau 17-hidroksikortikosteroid dalam urin.[7,12]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH