Pengawasan Klinis Erythromycin
Pengawasan klinis yang dilakukan pada pengguna erythromycin atau eritromisin adalah pemeriksaan pemanjangan interval QT, hepatotoksisitas, dan gangguan gastrointestinal. Selain itu, pengawasan juga diperlukan ketika erythromycin diberikan bersamaan dengan golongan statin, karena adanya kemungkinan terjadi rhabdomyolisis.
Pemanjangan Interval QT
Pada pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular, berusia lanjut, mengalami gangguan elektrolit, misalnya hipokalemia, atau pasien yang mengonsumsi obat-obatan antiaritmia, misalnya amiodaron atau kuinidin, sebaiknya dilakukan pemantauan irama jantung dengan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG). Pada EKG dapat terlihat adanya pemanjangan interval QT.
Kelainan jantung lain yang dapat ditemukan akibat erythromycin adalah torsades de pointes atau aritmia lainnya, dan henti jantung mendadak. Dokter juga perlu memeriksakan nilai kalium, magnesium, dan kalsium pada pasien-pasien risiko tinggi.[9,11]
Hepatotoksisitas
Pengawasan klinis pada penggunaan erythromycin diperlukan untuk menilai tanda-tanda hepatotoksisitas. Kerusakan hepar, yang ditandai dengan peningkatan enzim hepar, dan ikterus dapat terjadi akibat pemakaian erythromycin.
Erythromycin juga dapat menyebabkan hepatitis kolestasis yang bersifat self-limiting. Gejala dapat berupa nyeri kuadran kanan atas, yang disertai demam dan ikterus. terkadang , pasien juga dapat merasakan pruritus. Kerusakan hepar yang terjadi biasanya ringan, dan dapat sembuh sendiri dalam 4–8 minggu. Namun, gagal hati akut yang membutuhkan transplantasi hati pernah dilaporkan akibat penggunaan erythromycin.[8,24]
Gangguan Gastrointestinal
Pengobatan dengan erythromycin dapat mengakibatkan pertumbuhan berlebihan dari bakteri-bakteri lain yang tidak suseptibel terhadap erythromycin. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya Clostridium difficile-associated diarrhea (CDAD) atau kolitis pseudomembranosa. Pertimbangkan diagnosis gangguan gastrointestinal akibat erythromycin, pada pasien yang mengalami diare setelah diresepkan erythromycin.[8,9]
Penggunaan Erythromycin Bersama Golongan Statin
Jika erythromycin diberikan bersamaan dengan obat golongan statin, misalnya lovastatin atau simvastatin, dokter perlu mewaspadai terjadinya rhabdomyolysis, yang dapat disertai dengan atau tanpa gagal ginjal. Pada pasien yang menggunakan kedua obat tersebut bersamaan, lakukan pemantauan kadar creatine kinase (CK) dan transaminase serum.[10,11]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra