Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Etoposide
Penggunaan etoposide pada kehamilan masuk dalam kategori D, baik menurut FDA maupun TGA, dimana berdasarkan uji klinis dapat menyebabkan gangguan janin. Hingga saat ini belum terdapat informasi jelas mengenai etoposide apakah dapat masuk ke dalam air susu ibu. Karena itu, penggunaan obat ini hanya diberikan bila keuntungan lebih besar daripada risiko terhadap janin dan bayi.[1,7]
Penggunaan pada Kehamilan
Etoposide menurut Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic Goods Administration (TGA) masuk kategori D, yaitu berdasarkan uji klinis dapat menimbulkan risiko gangguan pada janin. Informasi ini berdasarkan adanya pelaporan yang menunjukkan efek samping dari temuan investigasi dan studi pada manusia. Sehingga penggunaan obat ini pada ibu hamil harus sangat dipertimbangkan besarnya risiko dan keuntungannya.[5,7]
Wanita yang menjalani pengobatan etoposide disarankan menggunakan kontrasepsi sampai 6 bulan setelah pemberian dosis etoposide terakhir. Sedangkan pasien pria yang menjalani terapi etoposide, hendaknya menggunakan kontrasepsi hingga 4 bulan setelah pemberian dosis terakhir.[5,7]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Tidak terdapat informasi yang menjelaskan tentang timbulnya etoposide pada air susu ibu, maupun efek etoposide pada kemampuan produksi air susu ibu. Belum diketahui potensi efek samping yang serius pada ibu maupun bayi pada masa menyusui.
Penggunaan etoposide untuk terapi kanker, seperti leukemia, limfoma Hodgkin, limfoma Non Hodgkin, dan kanker paru pada ibu menyusui harus dipertimbangkan secara tepat keuntungan dan kerugiannya.[5,7]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini