Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Idarubicin
Penggunaan idarubicin pada kehamilan berpotensi embriotoksik dan masuk dalam kategori D. Sedangkan untuk ibu menyusui idarubicin tidak diketahui apakah masuk dalam air susu ibu (ASI) atau tidak. Penggunaan idarubicin juga mempengaruhi tingkat fertilitas, oleh sebab itu penggunaan pada seseorang yang merencanakan kehamilan perlu dipertimbangkan.[9,11,12,13]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan idarubicin pada kehamilan menurut Food Drugs Administration (FDA) masuk dalam kategori D. Potensi embriotoksik idarubicin telah dibuktikan baik dalam studi in vitro maupun in vivo. Namun, tidak ada penelitian yang memadai dan terkontrol dengan baik pada wanita hamil. Idarubicin bersifat embriotoksik dan teratogenik pada tikus dengan dosis 1,2 mg/m²/hari atau sepersepuluh dosis manusia.
Idarubicin bersifat embriotoksik tetapi tidak teratogenik pada kelinci bahkan pada dosis 2,4 mg/m²/hari atau dua persepuluh dosis manusia. Bila idarubicin digunakan selama kehamilan perlu dipertimbangkan antara manfaat dan potensi risiko yang dimunculkan. Pasien harus diedukasi tentang potensi bahaya pada janin.[9,13]
Penggunaan idarubicin menurut Therapeutic Good Administration (TGA) juga masuk dalam kategori D. Idarubicin telah menyebabkan peningkatan insiden malformasi janin manusia atau kerusakan permanen. Data tersedia untuk antrasiklin lainnya.[11,12]
Dari data TGA, ditemukan kasus ibu hamil 20 minggu dengan acute myeloid leukemia (AML) menerima daunorubicin dan cytarabine sebagai terapi induksi, karena bukti tegas persistensi leukemia akut. Pertumbuhan janin masih dalam batas normal setelah 60 hari pemberian agen antineoplastik tersebut. Karena jangka waktu yang lama untuk mendapatkan remisi, diputuskan untuk mengkonsolidasikan terapi dengan idarubicin 10 mg/m² (dengan cytarabine). Pada usia kehamilan sekitar 32 minggu, pasien mengeluh sakit perut dan kurangnya aktivitas janin selama 6–8 jam, lalu saat ultrasonografi didapatkan kematian janin.[12]
In 2017, Framerino et al melakukan penelitian tentang penggunaan kemoterapi antrasiklin pada wanita hamil, hasil yang ditemukan pada fetus terkait kardiotoksisitas dan perkembangan saraf janin, hasilnya beberapa janin mengalami intrauterine growth retardation. Paparan antrasiklin juga menyebabkan peningkatan kelahiran prematur.[26]
Fertilitas pada Pria
Idarubicin dapat mempengaruhi fertilitas dengan dibuktikan bahwa menginduksi kerusakan kromosom pada spermatozoa manusia. Untuk alasan ini, pria yang menjalani pengobatan dengan idarubicin harus menggunakan metode kontrasepsi yang efektif hingga 3 bulan setelah pengobatan.
Penelitian dilakukan pada anjing jantan, terbukti adanya atrofi testis dengan penghambatan spermatogenesis dan pematangan sperma diamati pada ambang batas idarubicin secara intravena 1,8 mg/m² atau 3 mg/m² (3 hari/minggu selama 13 minggu). Efek ini tidak dapat segera pulih setelah periode pemulihan delapan minggu.[12,13]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan idarubicin pada ibu menyusui tidak diketahui apakah metabolitnya diekskresikan dalam ASI. Selain itu, ibu menyusui tidak boleh memberikan ASI selama pengobatan dengan idarubicin.[9,11,12,13]