Pendahuluan Irbesartan
Irbesartan adalah obat antihipertensi dari golongan angiotensin II receptor blocker (ARBs). Obat ini digunakan dalam tata laksana hipertensi dan gagal jantung kongestif. Selain itu, irbesartan juga dapat menjadi pilihan terapi pada hipertensi dengan nefropati diabetik.[1,2]
Pada pasien yang mengonsumsi irbesartan, penggunaan harus segera dihentikan jika pasien terdeteksi positif hamil. Penggunaan obat yang bekerja langsung pada sistem renin-angiotensin dapat menyebabkan kematian janin.[3]
Irbesartan merupakan ARB yang poten dan selektif, yang terlokalisasi pada sel otot polos pembuluh darah dan di korteks adrenal. Obat ini biasanya digunakan untuk pengelolaan pasien dengan hipertensi ringan hingga sedang, dan dapat digunakan tunggal atau sebagai kombinasi. Data klinis telah menunjukkan bahwa irbesartan juga dapat mengurangi inflamasi, stres oksidatif, dan memberikan efek menguntungkan pada sindrom metabolik.[4]
Penggunaan irbesartan berisiko menyebabkan efek samping seperti hipotensi, diare, hiperkalemia, pusing, dan hipotensi ortostatik. Penggunaan bersama dengan lithium akan meningkatkan risiko toksisitas. Selain itu, penggunaan bersama dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti diklofenak, akan meningkatkan risiko gangguan ginjal dan menurunkan efek antihipertensif.[3]
Irbesartan yang diproduksi oleh beberapa fasilitas manufaktur telah ditarik oleh FDA Amerika Serikat, karena mengandung kontaminan N-Nitrosodiethylamine (NDEA). Zat tersebut telah diketahui merupakan karsinogen terhadap hewan dan manusia.[13]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Irbesartan
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Obat kardiovaskular[5] |
Subkelas | Antihipertensi/antagonis reseptor angiotensin II[5,6] |
Akses | Resep[5,6] |
Wanita hamil | Kategori FDA: D[3] Kategori TGA: D[7] |
Wanita menyusui | Tidak diketahui apakah obat ini diekskresikan ke ASI atau tidak[8] |
Anak-anak | Manfaat serta keamanan belum diteliti pada anak usia di bawah 6 tahun[3] |
Infant | |
FDA | Approved[3] |