Farmakologi Norepinephrine
Farmakologi dari norepinephrine atau noradrenaline yang merupakan agen simpatomimetik bertindak melalui stimulasi langsung terhadap reseptor adrenergik α dan β-1 dengan efek agonisnya sebagai vasokonstriktor sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan refleks perlambatan denyut jantung.[4,6,8,13]
Farmakodinamik
Farmakodinamik dari norepinephrine sebagai hormon katekolamin alami yang berfungsi sebagai neurotransmitter dalam sistem saraf simpatik, secara langsung stimulasi reseptor adrenergik α, β1, dan β2.[3,4]
Stimulasi reseptor adrenergik α akan menyebabkan vasokonstriksi otot polos radial dari iris, arteri, arteriol, vena, kandung kemih, dan sfingter saluran pencernaan. Stimulasi reseptor adrenergik β-1 akan menyebabkan peningkatan kontraktilitas atrium dan ventrikel, stimulasi nodus sinoatrial dengan peningkatan denyut jantung, dan konduksi atrioventrikular (AV). Sedangkan, stimulasi reseptor adrenergik β-2 akan menyebabkan vasodilatasi pada otot polos bronkiolus dan pembuluh darah.[4,6,8]
Norepinephrine memiliki kemiripan dengan epinefrin. Kedua obat tersebut merupakan agonis langsung pada sel efektor, namun aksinya berbeda terutama pada rasio efektivitasnya dalam merangsang reseptor α dan β2. Mereka kira-kira sama dalam merangsang reseptor β1. Norepinephrine adalah agonis α kuat dan memiliki aksi yang relatif kecil pada reseptor β2, namun ia agak kurang kuat dibandingkan epinefrin pada reseptor α di sebagian besar organ.
Norepinephrine memiliki tindakan yang lebih spesifik yang bekerja terutama pada reseptor α untuk meningkatkan dan mempertahankan tekanan darah sedangkan epinefrin memiliki efek yang lebih luas. Norepinephrine dilepaskan ke dalam sirkulasi pada tingkat rendah secara kontinu sementara epinefrin hanya dilepaskan selama masa stres.
Farmakokinetik
Farmakokinetik norepinephrine melalui jalur intravena memiliki onset yang cepat dengan durasi kerja yang singkat, dan efek vasopresor berhenti dalam 1-2 menit setelah infus dihentikan. Farmakokinetik norepinephrine terdiri dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat.[2-4,8]
Absorbsi
Norepinephrine serupa dengan epinefrin, tidak efektif bila diberikan secara oral karena diketahui dengan cepat dinonaktifkan pada saluran pencernaan setelah pemberian oral serta diserap dengan buruk melalui pemberian secara injeksi subkutan.[3,4,6]
Sedangkan, pada pemberian norepinephrine secara intravena diketahui memiliki respon vasopresor yang cepat dengan onset dan durasi kerja berkisar 1-2 menit serta mencapai keadaan stabil dalam plasma dalam 5 menit.[2-4]
Distribusi
Distribusi dari norepinephrine terutama terlokalisasi pada jaringan saraf simpatik, melewati plasenta, namun tidak melewati sawar darah otak. Pengikatan protein plasma dari norepinephrine sekitar 25%, terutama terikat pada albumin plasma dan tingkat yang lebih kecil pada prealbumin dan alfa 1-asam glikoprotein dengan volume distribusi sebesar 8,8 L.[2,4]
Metabolisme
Norepinephrine dimetabolisme di hati dan jaringan lainnya melalui metilasi oleh enzim catechol-O-methyl transferase (COMT) dan deaminasi oleh monoamine oxidase (MAO) menghasilkan metabolit utama inaktif, yakni normetanephrine dan 3-methoxy-4-hydroxy mandelic acid (vanillylmandelic acid, VMA). Metabolit inaktif lainnya termasuk 3-metoksi-4-hidroksifenilglikol, asam 3,4-dihidroksimandelat, dan 3,4-dihidroksifenilglikol.[3,4,6,8]
Eliminasi
Norepinephrine diekskresikan terutama dalam urin (84-96%) dengan waktu paruh rata-rata sekitar 2,4 menit dan rata-rata metabolic clearance sebesar 3,1 L/ menit sebagai metabolit inaktif (normetanephrine, vanillylmandelic acid). Hanya sejumlah kecil norepinephrine (4-16%) yang diekskresikan tidak berubah dalam urin.[2-4,6,8]