Kontraindikasi dan Peringatan Norepinephrine
Kontraindikasi absolut penggunaan norepinephrine atau noradrenaline adalah pada pasien yang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap norepinephrine atau komponennya. Kontraindikasi lain adalah pada wanita hamil, hipotensi karena defisit volume darah, trombosis vaskular perifer kecuali untuk prosedur penyelamatan nyawa serta penggunaan bersamaan dengan beberapa anestesi umum seperti kloroform, trikloretilen, siklopropana dan halothane.
Perlu pengawasan khusus pada penggunaan norepinephrine yaitu terhadap kemungkinan terjadinya iskemia jaringan akibat efek vasokonstriksi, hipotensi, aritmia jantung, serta reaksi alergi terhadap sulfit.[1-4]
Kontraindikasi
Kontraindikasi penggunaan norepinephrine pada hipotensi dengan etiologi sekunder akibat mekanisme kardiogenik dan hipotensi terkait hipovolemia kecuali sebagai tindakan darurat untuk mempertahankan perfusi arteri koroner dan serebral sampai terapi penggantian volume darah dapat dilakukan.[1-4]
Selain itu, penggunaan norepinephrine juga harus dihindari pada pasien dengan trombosis vaskular mesenterika atau perifer karena vasokonstriksi selanjutnya akan meningkatkan area iskemia dan infark serta dikontraindikasikan penggunaan bersamaan dengan agen anestesi umum seperti cyclopropane atau halothane.[1,3]
Penggunaan norepinephrine secara bersamaan dengan monoamine oxidase inhibitors (MAOI) atau amitriptyline dan imipramine-type antidepressants juga menjadi kontraindikasi karena kombinasi tersebut dapat menyebabkan hipertensi derajat berat dan berkepanjangan.[1,3]
Dalam penggunaan norepinephrine bersamaan anestesi lokal seperti lidokain, harus menghindari penyuntikan di jari tangan, kaki, telinga, hidung atau alat kelamin. Penggunaan norepinephrine pada beberapa tempat tersebut dapat menyebabkan iskemia jaringan.
Peringatan
Beberapa peringatan black box dari FDA yang menyatakan bahwa penggunaan norepinephrine harus hati-hati.[2,3]
Iskemia Jaringan
Ekstravasasi dari penggunaan norepinephrine dapat menyebabkan nekrosis dan pengelupasan jaringan di sekitarnya sehingga disarankan untuk menghindari penggunaan norepinephrine pada pasien dengan trombosis vaskular perifer atau mesenterika karena dapat meningkatkan iskemia dan memperluas area infark.[2,3,8,16]
Gangren ekstremitas juga terjadi pada pasien dengan penyakit pembuluh darah oklusif atau trombotik serta yang menerima infus norepinephrine dosis tinggi atau berkepanjangan sehingga diperlukan pemantauan terhadap perubahan kulit ekstremitas.[2,4,8,9]
Diperlukan antidote untuk iskemia ekstravasasi atau nekrosis pada daerah yang telah terjadi ekstravasasi, di mana daerah tersebut harus dilakukan infiltrasi sesegera mungkin menggunakan 10-15 ml larutan garam yang mengandung phentolamine (antagonis α-adrenergik non selektif reversibel) dari 5 mg sampai 10 mg.[3,8,9]
Hipotensi
Penghentian kecepatan infus norepinephrine secara mendadak dapat menyebabkan terjadinya hipotensi sehingga penghentian infus norepinephrine dilakukan secara bertahap serta perluas volume darah dengan cairan intravena.[2,9]
Aritmia
Penggunaan norepinephrine dapat meningkatkan konsentrasi kalsium intraseluler sehingga menyebabkan aritmia, terutama pada pengaturan hipoksia atau hiperkarbia. Pemantauan pada jantung secara terus menerus diperlukan, terutama pada pasien dengan aritmia. Selain itu, penggunaan norepinephrine bersamaan dengan digoxin, cocaine, cyclopropane, entacapone, atau halogenated hydrocarbon anaesthetics juga dapat meningkatkan risiko aritmia jantung.[2,4,8,9]
Reaksi Alergi dengan Sulfit
Norepinephrine mengandung natrium metabisulfit, di mana sulfit yang dapat menyebabkan reaksi alergi, termasuk gejala anafilaksis. Secara umum, reaksi alergi terhadap kandungan sulfit lebih sering terjadi terutama pada pasien dengan komorbiditas asma.[2,8,9]