Indikasi dan Dosis Bismuth Subgallate
Indikasi bismuth subgallate yang tersedia di Indonesia hanya sebagai antihemoroid saja. Di luar negeri, bismuth subgallate juga dapat digunakan sebagai deodoran internal, dan agen hemostatik.
Hemoroid
Di Indonesia, sediaan bismuth subgallate supositoria yang terkombinasi dengan bahan lain diindikasikan sebagai sediaan pelembut bagi pasien-pasien yang mengalami hemoroid. Dosis yang dapat diberikan adalah 1 sediaan suppositoria, diberikan sebanyak 1-2 kali sehari.
Indikasi Sediaan Bismuth Subgallate yang Tidak Tersedia di Indonesia
Sediaan bismuth subgallate oral dan topikal tidak tersedia di Indonesia. Kedua sediaan ini dapat digunakan sebagai deodoran internal pada pasien yang menggunakan stoma, agen hemostatik topikal, serta sebagai bagian dari regimen terapi untuk infeksi Helicobacter pylori.
Deodoran Internal
Sediaan bismuth subgallate oral dapat digunakan sebagai deodoran internal untuk flatus dan feses pada pasien yang menggunakan stoma. Dosis yang dapat diberikan pada dewasa, anak berusia > 12 tahun, dan remaja adalah 200–400 mg PO sebanyak 3-4 kali sehari per oral, maksimal 1600 mg/24 jam.
Agen Hemostatik
Beberapa produk penyembuh luka mengandung bismuth subgallate. Hal ini didasarkan pada potensi bismuth subgallate sebagai agen hemostatik. Walau demikian, apakah bismut benar efektif sebagai hemostatik masih kontroversial dan memerlukan penelitian lebih lanjut.
Sediaan yang diberikan umumnya adalah bentuk topikal yang didapat dari 26 gram bubuk bismuth subgallate yang dicampur dengan 20 mL cairan salin normal dan 0,7 mL 1:1000 epinephrine.
Terapi Infeksi Helicobacter pylori
Bismuth subgallate dahulu juga dapat diberikan selama 1-2 minggu untuk infeksi Helicobacter pylori, tetapi saat ini bismut subsalisilat atau bismut sitrat lebih umum digunakan untuk indikasi ini. Untuk indikasi ini, bismut diberikan sebagai quadruple therapy dengan metronidazole, tetrasiklin, dan proton pump inhibitor seperti lansoprazole. [8,11-16]