Efek Samping dan Interaksi Obat Filgrastim
Efek samping filgrastim dapat berupa ruptur limpa, acute respiratory distress syndrome, reaksi alergi, trombositopenia, dan vaskulitis.
Efek Samping
Efek yang tidak diinginkan dari penggunaan filgrastim, diantaranya:
- Ruptur limpa
- Acute respiratory distress syndrome
- Reaksi alergi
- Sickle cell disorder
- Perdarahan alveolar dan hemoptisis
- Capillary leak syndrome
- Trombositopenia
- Leukositosis
- Vaskulitis kutaneus[2,3]
Berdasarkan kondisi pasien, kejadian efek samping yang paling umum adalah:
- Pasien dengan keganasan nonmieloid yang mendapat terapi mielosupresi: pireksia, nyeri, batuk, ruam, dan dispnea
- Pasien dengan acute myeloid leukemia (AML): nyeri, epistaksis, dan ruam
- Pasien dengan keganasan nonmieloid yang menjalani kemoterapi mieloablatif diikuti transplantasi sumsum tulang: ruam
- Pasien yang menjalani mobilisasi dan pengumpulan sampel sel progenitor darah perifer: nyeri tulang, pireksia, sakit kepala
- Pasien dengan neutropenia kronik berat: nyeri, anemia, epistaksis, diare, hipoesthesia, alopesia[2]
Interaksi Obat
Filgrastim dapat berinteraksi dengan agen antineoplastik dan lithium.
Interaksi dengan Antineoplastik
Filgrastim sebaiknya tidak digunakan dalam 24 jam sebelum atau 24 jam setelah kemoterapi. Agen antineoplastik mielosupresif, seperti rituximab dan methotrexate, dapat berinteraksi dengan filgrastim.
Filgrastim menginduksi proliferasi sel progenitor neutrofil, sementara agen antineoplastik menimbulkan efek toksik pada sel yang sedang aktif tumbuh dan membelah.[2,6]
Lithium
Lithium diduga dapat mempotensiasi pelepasan neutrofil.[6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja