Efek Samping dan Interaksi Obat Bupropion
Efek samping bupropion dapat berupa efek samping neuropsikiatrik serius, misalnya depresi, mania, psikosis, paranoia, delusi, agresi, agitasi, kecemasan, kepanikan, dan keinginan bunuh diri. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan bupropion bersama penginduksi CYP2B6 dan obat yang dimetabolisme oleh CYP2D6.[3,4]
Efek Samping
Efek samping bupropion yang paling perlu diwaspadai adalah efek neuropsikiatri serius, yang ditemukan dalam laporan setelah pemasaran untuk orang yang berupaya berhenti merokok. Contohnya adalah perubahan suasana mood (termasuk depresi dan mania), psikosis, halusinasi, paranoia, delusi, agresi, agitasi, kecemasan, kepanikan, keinginan bunuh diri, dan percobaan bunuh diri.[3,4,7,8]
Pasien yang menggunakan bupropion harus dimonitor untuk berbagai efek samping tersebut. Informasikan pada pasien dan pengasuh untuk menghentikan bupropion dan menghubungi penyedia layanan kesehatan jika mengalami gejala tersebut.[3,4]
Efek samping lain yang juga perlu diwaspadai adalah risiko kejang. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya dosis. Untuk meminimalkan risiko, apabila perlu meningkatkan dosis, tingkatkan dosis secara bertahap dan batasi dosis harian maksimal 450 mg. Segera hentikan obat jika terjadi kejang.[3,4]
Efek samping lain yang mungkin terjadi:
- Sistem saraf dan psikiatri: sakit kepala, pusing, insomnia, kebingungan
- Sistem kardiovaskular: hipertensi, takikardia, aritmia
- Sistem indra: glaukoma sudut tertutup, penglihatan kabur, gangguan dengar
- Sistem pencernaan: mulut kering, sembelit, mual, muntah
- Lainnya: keringat berlebih, gemetar[3,4]
Interaksi Obat
Interaksi obat dapat terjadi dengan penginduksi CYP2B6 dan obat yang dimetabolisme oleh CYP2D6, serta beberapa obat lain.
Penginduksi CYP2B6
Peningkatan dosis bupropion mungkin diperlukan jika diberikan bersama penginduksi CYP2B6, misalnya ritonavir, lopinavir, efavirenz, carbamazepine, fenobarbital, maupun fenitoin. Dosis bupropion dapat ditingkatkan perlahan berdasarkan respons klinis, tetapi tidak boleh melebihi dosis maksimal yang dianjurkan.[3,4]
Obat yang Dimetabolisme CYP2D6
Bupropion menghambat CYP2D6 dan dapat meningkatkan konsentrasi antidepresan (misalnya nortriptyline, imipramine, paroxetine, fluoxetine, sertraline), antipsikotik (misal haloperidol, risperidone, thioridazine), beta-blocker (misal metoprolol), dan antiaritmia tipe 1C (misal propafenone dan flecainide). Pertimbangkan penurunan dosis obat-obat tersebut bila digunakan bersama dengan bupropion.[3,4]
Digoxin
Bupropion dapat menurunkan kadar digoxin plasma dan efek terapinya.[3,4]
Obat Dopaminergik
Obat-obat dopaminergik, misalnya levodopa dan amantadine, bila digunakan bersama bupropion dilaporkan dapat menyebabkan toksisitas sistem saraf pusat.[3,4]
Obat Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)
Obat golongan MAOI, misalnya isocarboxazid, phenelzine, dan selegiline, mengurangi metabolisme dopamin dan norepinefrin. Jika efek ini disertai penggunaan bupropion yang menghambat reuptake dopamin dan norepinefrin, maka efek dopaminergik bisa menjadi sangat kuat. Ada risiko reaksi hipertensi jika digunakan bersama. Penggunaan bersama MAOI dikontraindikasikan. Berikan jarak minimal 14 hari antara penghentian MAOI dan inisiasi bupropion.[6]