Prognosis Peripheral Artery Disease
Prognosis peripheral artery disease (PAD) atau penyakit arteri perifer sangat tergantung pada besarnya oklusi, ada tidaknya komorbiditas, dan beratnya gejala yang dialami. Komplikasi meliputi amputasi hingga kematian.[1,4,9]
Komplikasi
Pasien dengan PAD memiliki risiko lebih tinggi major adverse cardiac events (MACE) seperti infark miokard, stroke iskemik, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Selain itu, PAD juga meningkatkan risiko amputasi mayor dan acute limb ischemia (ALI). Pada kasus critical limb ischemia (CLI), seperempat pasien berkembang menjadi kondisi yang membutuhkan amputasi.[1,4,9]
Critical Limb Ischemia (CLI) dan Acute Limb Ischemia (ALI)
CLI adalah kondisi yang mengancam ekstremitas. CLI ditandai dengan nyeri iskemik kronik, lebih dari 2 minggu, yang muncul saat istirahat dengan luka iskemik atau kehilangan jaringan atau gangren pada satu atau kedua kaki. Nyeri biasanya dirasakan saat malam hari, pasien terbangun karena nyeri atau pasien merasakan baal di kaki bagian depan. Nyeri biasanya dapat berkurang dengan mengangkat kaki ke atas.
Acute Limb Ischemia (ALI) adalah kegawatdaruratan medis yang ditandai dengan penghentian aliran darah arteri secara tiba-tiba ke ekstremitas. ALI bermanifestasi sebagai ekstremitas yang nyeri, pucat dan dingin dengan hilangnya pulsasi arteri, kelemahan motorik dan gangguan sensorik. Pasien dengan ALI harus segera diterapi guna mengalirkan darah kembali sebelum terjadi nekrosis jaringan otot, yakni dalam 4-6 jam setelah onset gejala.[1,4,9]
Prognosis
Prognosis PAD tergantung pada tingkat keparahan penyakit, komorbiditas, dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan. Faktor seperti kontrol tekanan darah, manajemen diabetes, pengelolaan kadar kolesterol, dan penghentian merokok secara signifikan mempengaruhi prognosis PAD. Pasien dengan kontrol yang baik terhadap faktor-faktor risiko ini cenderung memiliki prognosis lebih baik.[10,11]
Risiko amputasi pada pasien PAD dilaporkan antara 1-3,3% dalam 5 tahun setelah diagnosis. Tingkat kematian dilaporkan sebesar 20% dalam 5 tahun setelah diagnosis. Pasien dengan critical limb ischemia memiliki risiko amputasi 30% setelah setahun dan tingkat kematian 50% dalam 5 tahun.[2]
Tabel 1. Indeks Risiko Kematian 10 Tahun pada Pasien Periferal Arterial Disease Ekstremitas Bawah
Faktor Risiko | Poin |
Gangguan renal | +12 |
Gagal jantung | +7 |
Usia di atas 65 tahun | +5 |
Hiperkolesterolemia | +5 |
Perubahan segmen ST pada EKG | +5 |
Ankle brachial index (ABI) kurang dari 0,6 | +4 |
Adanya gelombang Q pada EKG | +4 |
Penyakit serebrovaskular | +3 |
Diabetes melitus | +3 |
Penyakit pulmonar | +3 |
Penggunaan statin | -6 |
Penggunaan aspirin | -4 |
Penggunaan beta bloker | -4 |
Sumber: Firnhaber et al, 2019.[3]
Tabel 2. Standar Pengukuran Risiko Kematian 10 Tahun pada Pasien Periferal Arterial Disease Ekstremitas Bawah
Kategori Risiko | Poin | Kematian dalam 10 tahun |
Rendah | <0 | 22,1% |
Rendah-Sedang | 0-5 | 32,2% |
Sedang-Tinggi | 6-9 | 45,8% |
Tinggi | >9 | 70,4% |
Sumber: Firnhaber et al, 2019.[3]
Penulisan pertama oleh: dr. Imanuel Natanael Tarigan