Pendahuluan Herpes Genital
Herpes genital atau herpes kelamin merupakan penyakit menular seksual pada pria dan wanita yang disebabkan oleh Herpes simplex virus (HSV). Terdapat dua tipe Herpes simplex virus, yaitu HSV 1 dan HSV 2. Infeksi HSV 1 selain menjadi penyebab utama terjadinya herpes orolabial, juga menjadi penyebab infeksi kelamin. Sedangkan HSV 2 merupakan penyebab utama terjadinya herpes genital, jarang ditemukan di mulut, dan ditularkan melalui hubungan seksual.[1,2]
Kedua tipe virus ini memiliki karakteristik hidup dalam keadaan dorman di tubuh pasien dan dapat aktif kembali secara periodik. Dalam satu tahun, virus herpes simplex (HSV) 1 mampu aktif kembali sebanyak 0–1 kali, sedangkan HSV 2 sebanyak 4–5 kali. Infeksi terjadi melalui sentuhan kulit atau cairan tubuh dengan penderita herpes genital. Setelah 4–7 hari masa inkubasi, akan muncul vesikel berisi cairan pada daerah kelamin, perineum, bokong, paha atas, dan sekitar anus.[1-3]
Pemeriksaan fisik saja tidak cukup untuk memastikan seseorang terjangkit HSV karena lesi yang muncul pada pasien terkadang tidak jelas dan sulit dibedakan dengan lesi karena penyakit lain. Untuk itu, pemeriksaan laboratorium menjadi hal yang sangat penting. Tes serologi spesifik dan tes virologi merupakan metode yang cukup efektif.[1,2]
Tata laksana herpes genital memiliki tujuan utama untuk mengurangi durasi, keparahan, dan kekambuhan gejala herpes genital. Penggunaan analog nukleosida, seperti acyclovir, valacyclovir, dan famciclovir, terbukti aman digunakan sebagai terapi farmakologis herpes genital karena tidak memiliki interaksi dengan obat lain dan tidak menimbulkan alergi pada pasien.[1-4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli