Penatalaksanaan Tinea Unguium
Penatalaksanaan tinea unguium bergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat keparahan struktur kuku yang terinfeksi, potensi efek samping, dan pencegahan infeksi sekunder. Pilihan terapi pada tinea unguium terdiri dari terapi farmakologis topikal dan sistemik, serta intervensi mekanik.[6]
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis untuk tinea unguium terdiri dari antifungal topikal dan antifungal sistemik. Terapi kombinasi memiliki keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan terapi tunggal topikal saja atau oral saja.[6]
Antifungal Topikal
Antifungal topikal pada tinea unguium diindikasikan pada infeksi di bagian distal kuku, infeksi superfisial, atau pada pasien yang memiliki kontraindikasi untuk diberikan terapi sistemik. Pilihan antifungal topikal untuk tinea unguium adalah:
- Amorolfine sediaan liquid 250 mg/5mL, digunakan 1-2 kali/minggu selama 6-12 bulan
Ciclopirox solusio 8%, digunakan pada kuku dan jaringan sekitarnya pada malam hari selama 7 hari (kategori kehamilan B)
- Efinaconazole solusio 10%, digunakan setiap hari selama 48 minggu (kategori kehamilan C)
- Tioconazole solusio 28%, digunakan 2 kali sehari selama 6-12 bulan[6,10]
Antifungal Sistemik
Indikasi pemberian antifungal sistemik pada tinea unguium adalah lesi yang melibatkan area matriks atau ketika membutuhkan periode terapi yang lebih singkat dan klirens yang lebih tinggi. Pilihan antifungal sistemik pada tinea unguium adalah:
Terbinafine 250 mg/hari selama 6 minggu untuk kuku tangan dan 12-16 minggu untuk kuku kaki
Itraconazole 200 mg/hari selama 12 minggu
Fluconazole 150-400 mg/hari hingga kuku tumbuh normal
Ketoconazole 200 mg/hari hingga kuku tumbuh normal
Bila pemeriksaan KOH dan kultur setelah periode terapi menunjukkan hasil negatif, terapi dapat dihentikan.[6,10]
Terapi Nonfarmakologis
Terapi nonfarmakologis untuk tinea unguium berupa intervensi mekanik seperti debridemen, pemotongan kuku, kuretase, dan abrasi kuku yang bertujuan untuk meningkatkan efikasi terapi topikal pada lokasi yang terinfeksi. Debridemen sederhana dapat dilakukan pasien secara mandiri tiap minggu.[6,10]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri