Epidemiologi Hiperparatiroid
Data epidemiologi menunjukkan insiden hiperparatiroid pada wanita mencapai 66 per 100.000 kasus. Hiperparatiroid lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria. Pada pria, insiden adalah sebanyak 25 per 100,000 kasus. Usia rerata pasien yang didiagnosis berkisar antara 52–56 tahun.[7]
Global
Lebih dari 90% kasus hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma, sementara 10% sisanya disebabkan oleh hiperplasia dan 1% disebabkan oleh karsinoma. Di negara maju, pasien hiperparatiroid primer sering kali tidak memiliki gejala karena dilakukan skrining rutin.[8]
Pada penyakit ginjal kronis (PGK), hiperparatiroid sekunder sering terjadi. Pada penyakit ginjal kronis stadium awal, peningkatan kadar hormon paratiroid terjadi pada sekitar 10% pasien, dan meningkat hingga 90% pada individu dengan PGK berat yang mendekati kebutuhan terapi dialisis.[1–3]
Indonesia
Saat ini belum ada data yang cukup tentang epidemiologi hiperparatiroid di Indonesia.
Mortalitas
Berdasarkan sebuah studi, pasien rawat inap dengan hiperparatiroid primer memiliki mortalitas yang lebih tinggi. Risiko kematian lebih rendah pada mereka yang menjalani pembedahan dibandingkan dengan pasien yang dirawat secara konservatif.[9]
Sejumlah studi melaporkan peningkatan risiko kematian pada hiperparatiroid dari penyakit kardiovaskular, keganasan, dan penyakit ginjal. Risiko ini mungkin bertahan selama beberapa tahun pasca operasi.[10]
Studi prospektif selama 10 tahun yang dilakukan oleh Pretorius, et al. pada 191 pasien dengan hiperparatiroid primer ringan. Mortalitas pada kelompok studi ditemukan sekitar 8%. Kematian berhubungan dengan kejadian kardiovaskular, serebrovaskular, keganasan, fraktur, dan batu ginjal.[14]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli