Edukasi dan Promosi Kesehatan Diabetes Mellitus Tipe 1
Edukasi yang diberikan kepada penderita diabetes mellitus tipe 1 meliputi bantuan suportif kepada pasien dari segi fisik maupun mental, menentukan target gula darah individu, dan rencana terapi berdasarkan gaya hidup dan kendala perseorangan. Edukasi dapat membuat perbedaan bermakna dalam keberhasilan terapi diabetes mellitus tipe 1.[9]
Pasien dengan status baru mengalami onset diabetes mellitus tipe 1, membutuhkan edukasi ekstensif untuk dapat menangani penyakitnya secara efektif dan aman. Upaya ini dapat meminimalkan komplikasi jangka panjang.
Edukasi Terkait Hipoglikemia
Penderita diabetes mellitus tipe 1 harus mengetaui tanda-tanda ketoasidosis diabetik dan hipoglikemia yang merupakan komplikasi akut dengan potensi fatalitas serius. Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula dalam plasma < 54 mg/dL (3 mmol/L) dengan atau tanpa gejala. Jika pada pemantauan mandiri pasien memiliki kadar gula darah < 70 mg/dL, sarankan untuk segera mengonsumsi karbohidrat yang dapat menaikkan kadar gula dalam darah dengan cepat, misalnya dengan memakan madu atau permen manis.
Tanda-tanda hipoglikemia dapat berupa rasa lapar, kebingungan, penurunan kesadaran, kejang, hingga kematian. Minta pasien berhati-hati dalam mengatur insulin, pola diet, dan aktivitas fisik. Sampaikan pentingnya pemantauan gula darah mandiri setiap hari secara rutin dan berkala.[14]
Edukasi Terkait Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik dapat terjadi akibat hiperglikemia yang tidak terkontrol. Sampaikan pada pasien untuk berhati-hati jika merasa tidak enak badan, mual, muntah, mengalami nyeri abdomen, yang diikuti dengan poliuria. Jika hal ini berlanjut dengan sesak napas, dehidrasi, hipotensi, hingga gangguan kesadaran, minta untuk segera datang ke unit gawat darurat.[6]
Edukasi Terkait Pemantauan Mandiri
Sarankan pasien untuk memonitor kadar gula darah berkala secara mandiri. Setidaknya dalam sehari pemeriksaan kadar gula darah dilakukan sebelum makan, sebelum berolahraga, sebelum tidur, setelah makan, serta ketika pasien merasa mengalami gejala hipoglikemia. Pada kebanyakan kasus, pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 melakukan 6-10 pengecekan gula darah per hari.[9,14]
Edukasi Terkait Terapi Insulin
Sampaikan pada pasien bahwa terapi insulin akan diperlukan seumur hidup. Diskusikan mengenai regimen terapi yang terbaik berdasarkan kondisi klinis dan pola hidup harian masing-masing pasien. Ajarkan bagaimana cara menentukan dosis insulin yang dipakai dan bagaimana cara menggunakan sediaan insulin yang dipilih, misalnya pena insulin atau pompa insulin.[3,12]
Diet and Merokok
Diet merupakan aspek penting dalam penatalaksanaan diabetes. Meski masih kontroversial, beberapa studi telah melaporkan manfaat diet ketogenik dalam memperbaiki resistensi insulin.
Secara garis besar, pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 perlu mendapat edukasi diet dan rencana diet dari ahli gizi. Pasien perlu tahu seberapa banyak asupan karbohidrat setiap makan agar dapat menyesuaikan dosis insulin yang diperlukannya. Selain diet, dokter juga perlu meminta pasien berhenti merokok.
Saat puasa Ramadhan, pasien mungkin memerlukan evaluasi cara dan dosis pemberian insulin. Minta pasien untuk berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli gizi dan dokter spesialis yang merawat. Jika mengalami tanda dan gejala hipoglikemia ataupun ketoasidosis selama puasa Ramadhan, minta pasien segera datang ke layanan kesehatan. Topik puasa Ramadhan pada pasien diabetes dibahas lebih detail pada video Alomedika.[3,12,14]
Persatuan Diabetes Indonesia
Di Indonesia, terdapat organisasi Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) yang merupakan organisasi sosial diabetes yang terdiri dari penderita, tenaga kesehatan, serta simpatisan. Pemerintah juga membuat program puskesmas yang disiapkan khusus untuk melayani diabetes mellitus (memiliki poli diabetes). Di poli diabetes di Puskesmas, pasien akan dilayani oleh dokter dan perawat serta ahli gizi yang terlatih tidak hanya mengenai diagnosis dan penanganan diabetes, tetapi juga dalam aspek edukasi keluarga mengenai diabetes.
Hal yang diedukasi di antaranya mencakup cara mengecek kadar gula darah, cara menyuntik insulin, pengaturan dosis insulin berdasarkan kadar gula darah, diet pasien, serta aspek penyakit lainnya termasuk komplikasi yang mungkin terjadi. Klinik khusus diabetes ini juga terdapat di banyak RS di berbagai kota di Indonesia.
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH