Patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 1
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1 melibatkan proses destruksi sel penghasil insulin di pankreas, yang disebut sel beta, oleh sistem imun adaptif. Proses ini didorong oleh interaksi antara faktor genetik seseorang dan lingkungannya.
Kerusakan Sel Pulau Langerhans Pankreas akibat Mekanisme Autoimun
Hormon yang disintesis oleh sel bet pankreas, yang dikenal sebagai insulin, meregulasi kadar gula dalam darah dengan memindahkan gula tersebut dari aliran darah ke dalam sel untuk metabolisme. Hormon lain yang diproduksi oleh sel beta pankreas yang disebut dengan glukagon juga membantu tubuh dalam proses regulasi kadar gula dalam darah.
Pada kebanyakan kasus, penyakit diabetes mellitus tipe 1 muncul karena proses autoimun terhadap sel beta pankreas. Hal ini mengakibatkan pankreas berhenti memproduksi insulin sehingga terjadi retensi glukosa di dalam darah.[4,5]
Reaksi inflamasi pada sel beta melibatkan sitokin proinflamasi IL-1, TNF-α (tumor nekrosis faktor-α) dan INF-γ (interferon-γ) yang diinduksi oleh limfosit T autoreaktif. Sitokin-sitokin ini mengaktivasi terjadinya apoptosis.[6]
Akibat dari Destruksi Sel Beta Pankreas
Penyakit diabetes mellitus tipe 1 ditandai oleh kerusakan fungsi sel beta secara bertahap. Pada tahap pertama, autoantibodi sel beta menetap, tetapi kadar gula dalam darah masih normal dan tidak ada gejala klinis. Di tahap ini terdapat sel beta yang mengalami stress.
Pada tahap kedua, jumlah autoantibodi sel beta dapat menyebabkan terjadinya masalah pada kadar gula dalam darah, tetapi masih belum menunjukkan adanya gejala diabetes klinis. Pada tahap ini sel beta mengalami stress dan kematian.
Pada tahap ketiga, autoantibodi sel beta menjadi lebih dominan dan mulai muncul gejala diabetes yang mana sudah terdapat resistensi insulin, hipoglikemia atau hiperglikemia, gangguan perilaku dan psikologi, dan komplikasi diabetes.[1,4-8]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH