Epidemiologi Gastritis
Data epidemiologi gastritis menunjukkan bahwa lebih dari 50% penduduk negara berkembang mengalami gastritis. Hal ini terutama terkait dengan infeksi Helicobacter pylori.[14]
Global
Diperkirakan 50,8% individu di negara berkembang menderita gastritis. Di negara maju, prevalensi gastritis berkisar 34,7%.
Infeksi H.pylori merupakan penyebab tersering. Prevalensi infeksi H. pylori yang tinggi ditemukan di Rusia, Yordania, Iran, China, Amerika Latin, dan Kanada.[7,15]
Di negara-negara Barat, insidensi gastritis infeksius menunjukkan tren yang menurun. Namun, hal ini diikuti dengan kenaikan gastritis autoimun, terutama pada perempuan dan lanjut usia.[16]
Indonesia
Dalam sebuah studi yang melibatkan 267 pasien dengan gejala dispepsia di 5 pulau terbesar di Indonesia (Jawa, Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera), ditemukan bahwa prevalensi infeksi H. pylori sebesar 22,1%.[17]
Mortalitas
Morbiditas dan mortalitas akibat gastritis tergantung pada etiologi yang mendasarinya. Secara umum, sebagian besar kasus gastritis dapat sembuh tanpa gejala sisa. Meski begitu, jenis gastritis yang disebut dengan gastritis phlegmonous memiliki angka kematian hingga 65%.
Gastritis phlegmonous adalah penyakit langka akibat invasi bakteri yang berat pada dinding lambung. Kondisi ini dapat dengan cepat berkembang menjadi septikemia. Gejala dari gastritis phlegmonous tidak spesifik, sehingga sering tidak terdeteksi hingga kondisi menjadi berat. Manifestasi klinis gastritis phlegmonous antara lain nyeri perut, mual, muntah, demam, dan tanda-tanda infeksi.[11]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati