Edukasi dan Promosi Kesehatan Intoleransi Laktosa
Edukasi dan promosi kesehatan pasien dengan intoleransi laktosa adalah memeriksa label produk yang akan dikonsumsi, agar dapat memodifikasi jumlah konsumsi laktosa. Pasien intoleransi laktosa disarankan untuk tidak melakukan eliminasi terhadap konsumsi laktosa, melainkan hanya mengurangi asupannya saja.[1,2]
Edukasi Pasien
Beberapa studi menyebutkan sebagian besar pasien dengan intoleransi laktosa dapat mentoleransi laktosa tanpa menimbulkan gejala. Kadar laktosa yang dapat ditolerir oleh tubuh dan direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh pasien intoleransi laktosa adalah <12 gram per hari atau setara dengan secangkir susu.[1,2]
Pasien yang menghentikan seluruh asupan produk olahan sapi (dairy product), perlu untuk diedukasi agar mengonsumsi makanan lain atau suplemen yang mengandung kalsium dan vitamin D untuk mencegah terjadinya osteoporosis. Sumber kalsium yang dapat digunakan sebagai pengganti susu, yaitu kacang kedelai, nasi, oat, almond, dan jus tinggi kalsium.[18]
Informasi perihal kandungan laktosa pada produk olahan sapi tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Kandungan Laktosa pada Produk Olahan Sapi
Produk | Kandungan Laktosa |
Susu (1 cangkir) | |
● Susu evaporasi (evaporated milk) | 24‒28 gram |
● Susu kental manis (sweetened condensed milk) | 31‒50 gram |
● Susu kambing | 11‒12 gram |
Yogurt, rendah lemak (1 cangkir) | 4‒17 gram |
● Keju (100 gram) | |
● Cheddar (sharp) | 0,4‒0,6 gram |
● Mozzarella (part skim, low moisture) | 0,08‒0,9 gram |
● Cream cheese | 0,1‒0,8 gram |
Mentega, butter (1 sendok teh) | 0,04‒0,5 gram |
Es krim (½ cangkir) | 2‒6 gram |
Es susu (½ cangkir) | 5 gram |
Cream (1 sendok makan) | |
● Light, whipping, sour | 0,4‒0,6 gram |
Sumber: Virly, 2020.[19]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penyebab utama intoleransi laktosa adalah defisiensi enzim laktase, dengan faktor risiko antara lain usia remaja, perempuan, dan penyakit pada saluran pencernaan. Kondisi intoleransi laktosa tidak menyebabkan kematian, tetapi diet rendah laktosa (susu) jangka panjang dapat meningkatkan risiko defisiensi kalsium dan vitamin D.[1,2]
Selain itu, defisiensi enzim laktase meningkat seiring dengan pertambahan usia, sehingga jarang ditemukan pada anak <6 tahun. Oleh karena itu, remaja atau orang dewasa yang dicurigai memiliki intoleransi laktosa disarankan untuk hanya mengurangi asupan laktosa, tetapi tidak melakukan eliminasi terhadap konsumsi laktosa.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini