Edukasi dan Promosi Kesehatan Anemia Sideroblastik
Edukasi dan promosi kesehatan anemia sideroblastik didapat yang paling penting adalah menghindari paparan terhadap toksin atau obat yang mendasari.Sebagai contoh, pada pasien anemia sideroblastik akibat alkoholisme, terapi psikiatri bisa bermanfaat. Sementara itu, pada anemia sideroblastik kongenital pasien perlu diedukasi mengenai kemungkinan menurunkan kondisi medisnya pada anaknya di masa depan.[5]
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien mengenai penyebab anemia sideroblastik yang dideritanya. Pada pasien dengan alcohol use disorder, sampaikan bahwa anemia dapat muncul kembali apabila paparan terhadap alkohol dilanjutkan. Begitupun jika anemia sideroblastik berkaitan dengan paparan toksin atau obat (seperti chloramphenicol), pasien perlu diedukasi mengenai risiko rekurensi akibat paparan ulang.
Pada pasien yang mengalami anemia sideroblastik kongenital, sampaikan kemungkinan adanya mutasi genetik yang dapat dialami juga oleh keturunan pasien. Konseling genetik mungkin diperlukan untuk pasien yang akan menjalani program hamil.
Sampaikan pada pasien pula mengenai kemungkinan komplikasi, misalnya gagal hati akut atau sirosis hepatis. Jabarkan mengenai pilihan terapi dan kemungkinan perlunya transplantasi sumsum tulang apabila pasien tidak berespon dengan terapi inisial ataupun transfusi.[5]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Promosi kesehatan dengan konseling genetik dapat dilakukan pada pasien yang memiliki riwayat anemia sideroblastik dalam keluarga. Di sisi lain, promosi kesehatan dengan menjalani gaya hidup sehat dapat diberikan untuk mencegah anemia sideroblastik didapat. Gaya hidup sehat termasuk menghindari konsumsi alkohol berlebihan dan dalam jangka panjang, serta menghindari bahan toksin seperti arsenik dan timbal yang dapat mencetuskan anemia sideroblastik.[4-6]
Bahaya Keselamatan Kerja
Paparan terhadap toksin di tempat kerja merupakan bahaya keselamatan kerja (occupational hazard). Sebagai contoh, pekerja pada sektor konstruksi berisiko terpapar timbal di lingkungan kerja. Pada pasien yang berisiko terpapar toksin akibat pekerjaan, berikan edukasi untuk menggunakan alat pelindung diri yang memadai, misalnya sarung tangan, kacamata (eye goggles), dan alat pelindung pernapasan.