Epidemiologi Gagal Jantung Akut
Secara epidemiologi, gagal jantung akut dilaporkan lebih banyak terjadi pada pasien usia lanjut. Data epidemiologi gagal jantung akut di Indonesia belum tersedia[1-5,7,8]
Global
Sebagian besar data epidemiologi gagal jantung akut berasal dari Amerika Serikat dan berbagai negara Eropa. Dari berbagai negara tersebut, diketahui bahwa gagal jantung akut merupakan penyebab kebutuhan rawat inap tertinggi pada populasi lanjut usia.
Angka rawat inap akibat gagal jantung akut mencapai satu juta kasus per tahunnya di Amerika Serikat dan negara Eropa. Rerata usia pasien yang membutuhkan rawat inap berada pada rentang 70-73 tahun. Data epidemiologi gagal jantung akut tidak menunjukkan keterkaitan prevalensi penyakit dengan ras maupun lokasi tempat tinggal.[1-5,7,8]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai prevalensi gagal jantung akut di Indonesia masih belum tersedia. Meski demikian, serupa dengan data global, studi lokal terhadap 89 pasien yang terdiagnosis gagal jantung akut di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menemukan bahwa gagal jantung akut terjadi lebih banyak pada lansia.[9]
Mortalitas
Angka mortalitas pasien rawat inap dengan gagal jantung akut berkisar pada 4% hingga 7%. Namun, pada studi tertentu, persentase mortalitas pasien dapat mencapai 11%. Setelah lepas dari rawat inap, mortalitas pasien gagal jantung akut dalam 2-3 bulan pertama berkisar 7% sampai 11%. Angka ini dapat mencapai 36% setelah 1 tahun lepas rawat inap.[1-5,7,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Alexandra Francesca Chandra