Pendahuluan Insufisiensi Vena Kronik
Insufisiensi vena kronik adalah kondisi hipertensi vena persisten terutama pada ekstremitas bawah akibat adanya obstruksi dan atau inkompetensi katup vena, sehingga aliran darah vena berbalik (refluks vena) pada tungkai yang kongesti. Insufisiensi vena kronik dapat menimbulkan gejala berupa nyeri, edema, kram, perubahan warna kulit, dan ulserasi.
Penyebab insufisiensi vena kronik umumnya adalah inkompetensi dari katup vena, baik pada vena luar maupun vena dalam. Insufisiensi vena kronik paling sering disebabkan oleh pembentukan trombus abnormal dalam atau deep vein thrombosis (DVT). Namun, pada kasus yang sangat jarang, insufisiensi vena kronik juga dapat disebabkan penyakit kongenital berupa tidak terbentuknya katup vena.
Pada pasien yang dicurigai mengalami insufisiensi vena kronik dari anamnesis, perlu dilakukan pemeriksaan fisik mulai dari inspeksi dan palpasi tungkai pasien. Penilaian ankle brachial index dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab arteri. Hasil pemeriksaan klinis ini ditunjang dengan pemeriksaan Doppler.
Pemeriksaan penunjang pilihan utama untuk menegakkan diagnosis insufisiensi vena kronik adalah dengan USG duplex vena, yang dapat memberi gambaran vena dengan jelas apabila ada bekuan darah atau gangguan fungsi katup. Meskipun demikian, pencitraan lainnya seperti MRI atau CT scan juga dapat digunakan.
Penatalaksanaan insufisiensi vena kronik bertujuan untuk mengurangi gejala serta mencegah perkembangan penyakit dan komplikasi. Penatalaksanaan noninvasif dapat dilakukan dengan penggunaan stoking kompresi (compression stocking). Sementara itu, penatalaksanaan invasif dilakukan dengan venoablasi. Hingga kini belum ada terapi farmakologi yang terbukti efektif untuk insufisiensi vena kronik. [1-3]