Prognosis Insufisiensi Vena Kronik
Prognosis insufisiensi vena kronik tergantung dari bagaimana derajat penyakit dan apakah mendapat penatalaksanaan yang adekuat. Hal ini karena insufisiensi vena kronik adalah penyakit yang bersifat progresif dengan morbiditas tinggi bila hipertensi vena dan refluks tidak segera diatasi.[1,2,8]
Komplikasi
Komplikasi insufisiensi vena kronik pada dasarnya terjadi akibat hipertensi vena dan hambatan pembuangan zat-zat sisa metabolisme sel-sel tungkai bawah. Komplikasi insufisiensi vena kronik, antara lain:
- Sequele: rekurensi dari nyeri kronik, bengkak, selulitis, dan ulkus venosus pada tungkai bawah
- Tromboflebitis
Deep vein thrombosis (DVT): 18-25% kasus terkait dengan komplikasi tromboflebitis, 20-50% pasien DVT mengalami post thrombotic syndrome di kemudian hari
Emboli paru (7% kasus terkait dengan komplikasi tromboflebitis)
- Limfedema sekunder [1,2,6,8]
Prognosis
Prognosis insufisiensi vena kronik derajat penyakit dan penatalaksanaan yang adekuat. Insufisiensi vena kronik adalah penyakit yang progresif dengan morbiditas tinggi bila hipertensi vena dan refluks tidak diatasi.[1,2,8]
Komplikasi seperti ulkus tungkai kronik berulang menyebabkan morbiditas tinggi dan mengganggu produktivitas. 100.000 dari 1 juta orang mengalami disabilitas akibat komplikasi ulkus tungkai pada penyakit vena superfisial. [2] Prevalensi ulkus tungkai sendiri diperkirakan 0,7%. [8] Pasien insufisiensi vena kronik juga memiliki peningkatan risiko deep vein thrombosis dan emboli paru, dengan mortalitas keseluruhan 1,6%.[5]
Berbagai prosedur operatif untuk penatalaksanaan insufisiensi vena kronik telah ditinggalkan karena angka kegagalan yang tinggi, seperti saphenous vein crossover grafting untuk penyakit iliofemoral (kegagalan 20%) dan Husni bypass untuk oklusi vena femoralis superfisialis (kegagalan 40%).
Luaran pada pasien insufisiensi vena kronik akibat ketiadaan katup vena kongenital yang mendapat penatalaksanaan operatif (valvuloplasti dan ligasi vena perforator) dilaporkan berhasil pada 80% kasus setelah follow up 5 tahun.[2]