Patofisiologi Insufisiensi Vena Kronik
Patofisiologi insufisiensi vena kronik didasari oleh 3 komponen, yaitu inkompetensi katup vena, disfungsi pompa otot (terutama otot betis), dan hipertensi vena.[1-3]
Inkompetensi Katup Vena
Inkompetensi katup vena dapat disebabkan berbagai faktor. Namun, sering kali merupakan inkompetensi sekunder akibat lemahnya dinding vena secara kongenital. Hal ini menyebabkan dilatasi vena meski dalam tekanan yang normal.
Pada kasus yang lebih jarang, insufisiensi vena kronik juga dapat disebabkan inkompetensi katup vena primer akibat kelainan atau ketiadaan katup vena bawaan, deep vein thrombosis, trauma langsung, atau flebitis.[1-4]
Disfungsi Pompa Otot
Disfungsi pompa otot, terutama betis, menyebabkan pengosongan darah vena dari ekstremitas bawah menjadi tidak efektif. Umumnya, disfungsi pompa otot terjadi sekunder akibat obstruksi atau refluks vena. Pengosongan darah vena yang tidak efektif ini menyebabkan darah terkumpul (blood pooling).[1-3]
Hipertensi Vena
Hipertensi vena adalah gangguan hemodinamik berupa tingginya tekanan hidrostatik pada vena, terutama di ekstremitas bawah, akibat inkompetensi katup vena dan disfungsi pompa otot yang menyebabkan blood pooling. Hipertensi vena akan memicu respon inflamasi dan agen-agen vasoaktif, serta mempengaruhi sistem mikrovaskular, di antaranya menyebabkan distensi dan peningkatan permeabilitas kapiler. Peningkatan permeabilitas ini menyebabkan kebocoran cairan, protein, dan leukosit ke jaringan sekitar. Hal ini dapat berujung pada remodelling kapiler, deposisi fibrinogen, dan kolagen, sehingga terjadi fibrosis dan hipoksia jaringan.[1-4]