Pendahuluan Tenggelam/Drowning
Tenggelam atau drowning adalah proses gangguan pernapasan akibat perendaman, submersi atau imersi, di dalam media cairan. Imersi terjadi ketika saluran napas atas berada di atas permukaan air, sedangkan submersi terjadi ketika saluran napas atas berada di bawah permukaan air.
Istilah wet drowning, dry drowning, dan near drowning tidak lagi digunakan dalam sebutan resmi karena patofisiologi tenggelam akan menuju hipoksemia dan berakhir pada cardiopulmonary arrest. Tenggelam masih menjadi masalah kesehatan publik dengan angka kematian sekitar 295.000 per tahun.[1,2,9]
Gambar 1. Tenggelam/Drowning.
Kejadian tenggelam dapat sekunder dari penyakit lain, seperti kejang, cedera kepala (cedera otak traumatik), ingesti alkohol, pingsan, dan gangguan irama jantung. Penyebab tenggelam yang disengaja umumnya karena percobaan bunuh diri (bisa diakibatkan oleh kondisi depresi berat maupun gangguan bipolar).[1,2]
Diagnosis umumnya jelas dari anamnesis riwayat tenggelam. Penyebab tenggelam harus digali dari anamnesis, termasuk menentukan apakah tenggelam tersebut disengaja atau tidak. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang bertujuan untuk mengetahui dampak tenggelam terhadap tubuh dan mengetahui risiko komplikasi. Pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan pada kasus tenggelam.[1,2,13,20]
Tata laksana tenggelam bertujuan untuk mencegah dan menghilangkan hipoksia serta asidosis. Tata laksana dibagi menjadi tindakan penyelamatan dan resusitasi dalam air, resusitasi jantung paru setelah pasien berada di darat, manajemen prehospital, dan perawatan intensif. Tindakan penyelamatan pasien tenggelam membutuhkan keahlian khusus agar tidak membahayakan nyawa penolong itu sendiri.[1,2,20,21]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli