Prognosis Persistent Pulmonary Hypertension of the Newborn
Prognosis persistent pulmonary hypertension of the newborn atau hipertensi pulmonal persisten pada bayi baru lahir umumnya lebih buruk bila disertai disfungsi ventrikel kanan dan kiri pada echocardiography. Persistent pulmonary hypertension of the newborn atau PPHN merupakan kondisi kegawatdaruratan yang mengancam nyawa dengan risiko komplikasi jangka panjang, seperti gangguan neurodevelopmental, kognitif, dan pendengaran.[1,3]
Komplikasi
Komplikasi PPHN tergantung pada etiologinya, misalnya etiologi pneumotoraks dan pneumomediastinum pada sindrom aspirasi mekonium. Hal ini terjadi karena kebocoran udara maupun karena barotrauma dari setting ventilator. Bayi berisiko mengalami kegagalan organ multipel, sampai dengan sepsis baik karena komplikasi infeksi awal maupun infeksi pada saat perawatan.[1]
Bayi juga berisiko komplikasi jangka panjang, seperti gangguan neurodevelopmental, keterlambatan perkembangan kognitif, dan gangguan pendengaran. Karena komplikasi jangka panjang ini, disarankan bayi survival PPHN menjalani follow-up ketat pada 2 tahun pertama dan pemeriksaan pendengaran pada usia 6 bulan.[1,3,18,20]
Rosenberg, et al. melakukan studi follow-up bayi dengan PPHN. Dari 187 bayi, 109 berhasil dilakukan follow-up, pada rerata usia 7 tahun. Berdasarkan studi ini, komplikasi jangka panjang paling banyak ditemukan adalah abnormalitas pada gambaran rontgen toraks (60%), terutama hiperekspansi dan/atau gambaran penyakit paru kronis.[21]
Selanjutnya, sekitar 24% bayi tersebut mengalami reactive airway disease (RAD). Sekitar 9% bayi tersebut mengalami disabilitas intelektual berat (FSIQ<70), dan sekitar 7,4% termasuk disabilitas intelektual moderat. Gangguan penglihatan ditemukan sekitar 7,3%, dan 6,4% mengalami gangguan pendengaran.[21]
Prognosis
Prognosis bayi dengan PPHN yang disertai disfungsi ventrikel kanan dan kiri pada pemeriksaan echocardiography umumnya lebih buruk. Selain disfungsi ventrikel, risiko kematian pada bayi juga dipengaruhi oleh etiologi PPHN.[3,22]
Berdasarkan studi Steurer et al., persentase mortalitas secara keseluruhan mencapai 7,3% dari hampir 8.000 bayi dengan PPHN. Mortalitas lebih banyak ditemukan pada bayi PPHN dengan anomali saluran napas (adjusted risk ratio/aRR=14) dan hernia diafragma kongenital (aRR=8,2). Kondisi lainnya yang ditemukan pada bayi PPHN yang meninggal adalah infeksi, sindrom distress napas, sindrom aspirasi mekonium, dan PPHN idiopatik.[3,22]