Pendahuluan Kanker Rongga Mulut
Kanker rongga mulut, atau disebut juga oral cancer, adalah kanker yang dapat terjadi di sekitar atau dalam rongga mulut, seperti di lidah, bibir, dasar mulut, atau faring. Jika terjadi di dalam rongga mulut, maka kanker ini akan dimulai dengan lesi berwarna putih yang menetap, kemudian menebal seiring berjalannya waktu, berubah menjadi merah, lalu menjadi ulkus, dan bertambah besar secara perlahan.[1-4]
Kanker rongga mulut merupakan hasil dari produk sampingan enzim sitotoksik, paparan alkohol, rokok, dan juga akibat faktor genetik. Semua jalur ini bermuara kepada mutasi gen yang mengakibatkan kanker rongga mulut.[2-7]
Etiologi kanker rongga mulut meliputi konsumsi rokok, alkohol, infeksi HPV (Human Papilloma Virus), menginang (betel nut chewing), dan transplantasi stem sel. Kanker rongga mulut juga berkaitan dengan lesi-lesi pre-kanker seperti leukoplakia, eritroplakia, lichen planus, dan actinic cheilitis.[8-11]
Tingkat kematian kanker rongga mulut adalah 1,2 orang per 100.000 pasien. Kanker jenis ini lebih sering ditemukan pada populasi di bawah garis kemiskinan, orang kulit hitam, dan lebih sering ditemui pada pria dibanding wanita dengan rasio 6:1.[9,12,13]
Diagnosis kanker rongga mulut ditegakkan melalui serangkaian pemeriksaan subjektif, objektif, dan pemeriksaan penunjang. Jika dokter menemukan adanya lesi yang sudah menetap selama lebih dari 2 minggu, maka pertimbangkan untuk melakukan tindakan biopsi. Jika terbukti bahwa lesi tersebut adalah kanker, maka lakukan tes lanjutan, seperti CT-scan dan MRI, untuk menentukan stadium kanker dan menetapkan rencana perawatan.[14-20]
Penatalaksanaan kanker rongga mulut umumnya dilakukan dengan bedah, terapi radiasi, atau kombinasi keduanya. Kemoterapi juga dibutuhkan untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih tersisa. Apabila diperlukan, pasien mungkin menjalani bedah rekonstruksi untuk mengatasi defek akibat kanker.[21-26]