Diagnosis Kanker Rongga Mulut
Diagnosis kanker rongga mulut perlu melibatkan diagnosis awal dan staging (penentuan stadium). Dari dua tahap tersebut dapat ditentukan rencana perawatan yang paling baik. Tahap staging menjadi sangat krusial karena akan menentukan rencana perawatan dan estimasi prognosis dari kondisi kanker yang diderita oleh pasien.[14-20]
Anamnesis
Pasien kanker rongga mulut bisa datang dengan keluhan adanya benjolan atau ulkus pada rongga mulut, termasuk gusi, bibir, lidah, mukosa buka, ataupun faring. Kanker rongga mulut juga bisa ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien melakukan pemeriksaan gigi rutin.
Faktor risiko pasien juga perlu digali. Faktor risiko utama dari kanker rongga mulut adalah merokok. Pasien dengan riwayat merokok 6 kali lebih berisiko mengalami kanker rongga mulut. Faktor risiko lain mencakup konsumsi alkohol, paparan sinar matahari yang parah, infeksi HPV (Human Papillomavirus), dan lesi pre-kanker actinic cheilitis.
Dokter juga harus memperhatikan red flag kanker rongga mulut. Jika pasien sudah mengeluhkan luka pada bagian mukosa rongga mulut menetap lebih dari dua minggu, disertai adanya semacam sariawan namun hampir atau bahkan sama sekali tidak sakit, dokter perlu memikirkan kemungkinan kanker rongga mulut.
Red flag lainnya adalah adanya bengkak di area leher, gigi tanggal dengan sendirinya, gusi sering berdarah walaupun tidak sedang menyikat gigi, adanya sakit telinga yang menetap, hingga mati rasa pada area bibir dan dagu.[14-20]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik kemudian dapat dilakukan untuk mengonfirmasi keluhan pasien. Pada pemeriksaan fisik ini, lakukan pemeriksaan ekstraoral dan intraoral.
Pemeriksaan Ekstraoral
Pada pemeriksaan ekstraoral, amati limfonodi mengalami pembengkakan atau tidak, dan amati pula apakah terdapat pembengkakan pada area yang dikeluhkan sehingga menimbulkan asimetris wajah.
Secara umum, pasien dengan kanker rongga mulut akan tampak cachexia, yaitu sebuah kondisi dimana pasien kehilangan berat badan secara signifikan, atrofi otot, kelelahan, terlihat lemah, dan kehilangan selera makan.[14-20]
Pemeriksaan Intraoral
Setelah mengamati ekstraoral, dokter gigi dapat melanjutkan pengamatan intraoral. Pada pengamatan intraoral, dokter gigi harus mengamati kondisi rongga mulut secara keseluruhan mulai dari jaringan lunak hingga jaringan keras. Jika pasien mengatakan pernah kehilangan gigi setelah keluhan muncul, pastikan sebab hilangnya gigi tersebut karena keluhan ini atau bukan.
Area yang perlu perhatian khusus dokter gigi adalah area yang dikeluhkan oleh pasien dimana lesi ini muncul. Selain itu, perlu juga perhatikan lokasi-lokasi kanker rongga mulut sering muncul, yaitu lidah, dasar mulut, dan sisi lateral mulut.[14-20]
Lesi Kanker Rongga Mulut:
Penampakan klinis lesi kanker rongga mulut jika terjadi di dalam rongga mulut adalah adanya lesi tipis berwarna putih dengan tepi irreguler. Terkadang, terdapat kanker rongga mulut dengan lesi berwarna merah. Jika dokter gigi menemukan adanya lesi putih kemerah-merahan, maka lesi tersebut kemungkinan besar merupakan keganasan.
Jika terjadi di bibir, maka penampakan klinis kanker rongga mulut adalah adanya kerak (crusting) dan lesi tampak sangat kering. Jika kanker sudah bertumbuh ke arah kerongkongan, maka akan menyebabkan kesulitan menelan, menimbulkan bengkak yang sangat sakit, dan perubahan suara. Kemudian, jika kanker berkembang semakin besar lagi, akan menimbulkan sensasi terbakar di area tersebut.
Jika kanker berkembang lagi hingga mencapai limfonodi, maka pada area limfonodi tersebut akan timbul bengkak yang teraba keras dan tidak bergerak (immobile).
Pedoman yang perlu diperhatikan oleh dokter gigi dalam melakukan pemeriksaan fisik ini, jika menemukan lesi yang sudah menetap lebih dari 2 minggu, maka wajib untuk segera melakukan biopsi guna mengetahui diagnosis pasti dari lesi tersebut. Semakin cepat kanker terdiagnosis, maka akan semakin tinggi pula prognosisnya.[14-20]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding kanker rongga mulut cukup banyak, yang mana berbagai macam lesi tumor atau keganasan di rongga mulut dapat ditemukan, dan memiliki penampakan klinis yang kurang lebih mirip antara satu dengan lainnya. Sehingga dokter gigi perlu melakukan penegakan diagnosis secara hati-hati dan seksama, agar menghasilkan rencana perawatan yang tepat dan akurat.[14-20]
Karsinoma Sel Skuamosa
Karsinoma sel skuamosa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan minum alkohol, menginang, dan infeksi HPV tipe 16 atau 18. Jenis turunan dari kanker ini pun juga banyak, mencakup karsinoma adenoskuamosa, karsinoma sel akantolitik skuamosa, karsinoma sel basal skuamosa, dan karsinoma sel papiler skuamosa. Seluruh jenis karsinoma sel skuamosa ini seringkali bersifat asimtomatik.[14-20]
Karsinoma Limfoepitel
Karsinoma limfoepitel disebabkan oleh infeksi Epsteinn-Barr Virus (EBV). Kanker jenis ini akan menimbulkan benjolan yang cukup besar yang seringkali memiliki ulkus di atasnya. Dilaporkan beberapa kanker terjadi secara bilateral.[14-20]
Lesi Prekursor Epitel
Lesi prekursor epitel adalah lesi premaligna yang disebabkan sebagian besar oleh merokok, dan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu lesi putih (leukoplakia), lesi merah (eritroplakia), dan campuran lesi merah serta putih.[14-20]
Papiloma
Papilloma dapat dibedakan lagi menjadi papiloma sel skuamosa, verruca vulgaris, kondiloma akuminata, dan hiperplasia epitel fokal.[14-20]
Tumor Sel Granular
Tumor sel granular tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Penampakan klinis yang sering ditemukan adalah lesi halus dengan pembengkakan mukosa, diameter sekitar 1-2 cm, dan warna lesi biasanya normal atau sedikit pucat.[14-20]
Keratoakantoma
Keratoakantoma disebabkan oleh paparan karsinogen dari rokok. Penampakan klinis lesi ini adalah berupa ulkus, verukus, namun memiliki dasar yang dalam bahkan hingga ke glandula salivari minor dan tulang yang ada di dasar lesi tersebut.[14-20]
Hiperplasia Papiler
Hiperplasia papiler timbul di palatum, dan diasosiasikan dengan kondisi-kondisi seperti xerostomia, penggunaan gigi tiruan yang tajam, dan infeksi HIV. Lesi ini bersifat asimtomatik.[14-20]
Median Rhomboid Glossitis
Median rhomboid glossitis berhubungan dengan infeksi kandida, biasa muncul di dorsal lidah, dan memiliki penampakan klinis berupa atrofi papiler.[14-20]
Tumor Kelenjar Saliva
Beberapa jenis tumor ini adalah karsinoma sel acinic, karsinoma mukoepidermoid, karsinoma sistik adenoid, adenokarsinoma sel basal, hingga karsinoma duktus salivarius. Etiologi tumor kelenjar saliva ini umumnya tidak diketahui. Masing-masing jenis memiliki ciri yang khas, namun semuanya berada di area dimana kelenjar dan duktus saliva berada.[14-20]
Sarkoma Kaposi
Sarkoma kaposi adalah keganasan yang diasosiasikan dengan infeksi HIV yang sudah memasuki fase AIDS. Etiologi sarkoma kaposi adalah kombinasi dari infeksi Human Herpes Virus (HHV)-8, kondisi imun yang menurun, genetik, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.[14-20]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang pertama untuk mengetahui diagnosis sebuah lesi adalah kanker atau bukan adalah dengan biopsi.[14-20]
Biopsi
Jenis biopsi yang direkomendasikan adalah scalpel biopsy, punch biopsy, dan needle biopsy. Sementara, brush biopsy tidak disarankan karena dilaporkan tidak cukup adekuat untuk dapat mendiagnosis kanker rongga mulut.[14-20]
Biomarker Saliva
Selain biopsi, penegakan diagnosis dengan biomarker saliva sedang dikembangkan karena metode ini dilakukan tanpa tindakan invasif.[14-20]
Penentuan Stadium
Jika suatu lesi telah didiagnosis sebagai keganasan, maka akan lanjut ke langkah berikutnya, untuk melakukan penentuan stadium (staging) suatu kanker. Pemeriksaan penunjang berikutnya yang pertama adalah dengan CT-scan, MRI, atau 18F-fluorodeoxyglucose (FDG). Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ukuran asli dari kanker. CT-scan juga dapat digunakan untuk melihat apakah kanker sudah menyebar ke limfonodi atau belum.
Endoskopi atau panendoskopi dapat melihat apakah terdapat kanker lain di area saluran pencernaan bagian atas seperti faring, laring, bronkus dan esofagus.
Rontgen toraks dan nucleology/nuclear medicine bertujuan untuk melihat apakah sel-sel kanker sudah bermetastasis ke organ lain atau belum.[14-20]
Penentuan Stadium Kanker
Menurut American Joint Committee on Cancer, terdapat empat tahap (Stadium I, Stadium II, Stadium III, dan Stadium IV) kanker rongga mulut berdasarkan tiga kategori, yaitu ukuran tumor (T), limfonodi yang terlibat (N), dan metastasis (M).
Tumor
Kategori yang pertama yaitu ukuran tumor (thickness), atau biasa disebut sebagai kategori T. Kategori ini menilai kondisi tumor primer dari kanker rongga mulut. Tumor primer adalah nomenklatur yang digunakan ketika tumor berasal dari organ yang sama, dan belum bermetastasis dari organ tersebut.[14-20]
Tabel 1. Kategori Tumor (T)
Klasifikasi | Definisi |
TX | Tumor primer tidak dapat dinilai |
T0 | Tidak ada bukti bahwa terdapat tumor primer |
Tis | Karsinoma in-situ |
T1 | Diameter tumor < 2 cm |
T2 | Diameter tumor > 2 cm tapi < 4 cm |
T3 | Diameter tumor >4 cm |
T4a | Tumor sudah berkembang cukup lanjut |
T4b | Tumor sudah berkembang parah |
Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]
Nodus
Kategori yang kedua yaitu limfonodi yang terlibat, atau biasa disebut sebagai kategori N.[14-20
Tabel 2. Kategori Nodus (N)
Klasifikasi | Definisi |
NX | Keterlibatan limfonodi tidak dapat dinilai |
N0 | Tidak terdapat keterlibatan limfonodi |
N1 | Metastasis terjadi pada limfonodi tunggal ipsilateral, dengan diameter < 3 cm |
N2a | Metastasis terjadi pada limfonodi tunggal ipsilateral, dengan diameter > 3 cm tapi < 6 cm |
N2b | Metastasis terjadi di beberapa limfonodi ipsilateral, dengan diameter tidak lebih dari 6 cm |
N2c | Metastasis terjadi di limfonodi secara bilateral atau kontralateral, dengan diameter tidak lebih dari 6 cm |
N3 | Metastasis terjadi pada sebuah limfonodi dengan diameter > 6 cm |
Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]
Metastasis
Kategori yang ketiga yaitu metastasis, atau biasa disebut sebagai kategori M.[14-20]
Tabel 3. Kategori Metastasis (M)
Klasifikasi | Definisi |
M0 | Tidak terdapat bukti adanya metastasis ke jaringan lain yang jauh |
M1 | Terdapat bukti adanya metastasis ke jaringan lain yang jauh |
Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]
Penentuan Stadium Berdasarkan TNM
Setelah menetapkan klasifikasi dari masing-masing kategori tersebut, selanjutnya dilakukan penentuan stadium kanker rongga mulut melalui kolom berikut ini.[14-20]
Tabel 4. Penentuan Stadium Kanker Rongga Mulut
STADIUM | Kategori T | Kategori N | Kategori M |
0 | Tis | N0 | M0 |
I | T1 | N0 | M0 |
II | T2b | N0 | M0 |
III | T3 | N0 | M0 |
T1 | N1 | M0 | |
T2 | N1 | M0 | |
T3 | N1 | M0 | |
IVA | T4a | N0 | M0 |
T4a | N1 | M0 | |
T1 | N2 | M0 | |
T2 | N2 | M0 | |
T3 | N2 | M0 | |
T4a | N2 | M0 | |
IVB | Semua T | N3 | M0 |
T4b | N2 | M0 | |
IVC | Semua T | Semua N | M1 |
Sumber: drg. Dewi Hestiara Safitri, Alomedika, 2023.[14-20]