Pendahuluan Glukosuria
Glukosuria adalah kondisi terdapatnya ekskresi glukosa di dalam urine yang mengacu pada kondisi patologis seperti diabetes mellitus atau gangguan fungsi ginjal. Adanya ekskresi glukosa di dalam urine dapat terjadi pada keadaan dengan kadar glukosa plasma yang normal maupun kadar glukosa plasma yang tinggi.[1,3,5,8]
Glukosuria dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti gangguan pada renal seperti pyelonephritis, ataupun gangguan metabolik seperti sindrom metabolik. Glukosuria juga dapat terjadi pada kondisi infeksi, terutama pada sistem urinaria, maupun akibat kelainan genetik.
Glukosuria dapat bersifat asimptomatik maupun simptomatik. Glukosuria yang berhubungan dengan gangguan metabolik seperti diabetes mellitus atau gangguan pada tubulus renal akan memberikan manifestasi klinis gejala klasik seperti poliuria, polidipsia, polifagia, serta tanda-tanda dehidrasi.[2-7]
Diagnosis glukosuria dapat ditegakkan melalui pemeriksaan urinalisis. Bila pada pemeriksaan ditemukan kadar glukosa di atas 25 mg/dl pada urine segar acak (random fresh urine), maka pasien dapat dikatakan mengalami glukosuria. Klinisi harus dapat menelusuri penyebab yang mendasari glukosuria sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat dan meminimalisir potensi komplikasi.
Perlu diketahui bahwa urinalisis memiliki keterbatasan, dimana beberapa pemeriksaan semikuantitatif tidak dapat mendeteksi glukosa dalam urine hingga mencapai kadar 50 hingga 250 mg/dl.[1,3,5-8]
Penatalaksanaan glukosuria disesuaikan dengan penyakit yang mendasari timbulnya glukosuria. Penatalaksanaan glukosuria yang terkait dengan diabetes mellitus meliputi modifikasi gaya hidup dan terapi medikamentosa dengan obat antidiabetik, seperti metformin dan insulin.
Glukosuria yang tidak ditangani secara adekuat berpotensi menimbulkan komplikasi, baik derajat ringan ataupun berat. Glukosuria berkelanjutan dapat menimbulkan kerusakan ginjal, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, ataupun asidosis metabolik.[1,3-5,8]