Edukasi dan Promosi Kesehatan Penyakit Ginjal Kronis
Edukasi yang diberikan kepada pasien dengan penyakit ginjal kronis mencakup stadium penyakit ginjal kronis, pemeriksaan penunjang yang perlu dijalani, interpretasi dari hasil pemeriksaan, penatalaksanaan, serta rekomendasi pola diet nutrisi. Promosi kesehatan bertujuan untuk mengenalkan gejala penyakit ginjal kronis, sehingga meningkatkan kewaspadaan pasien untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan dan mencegah keterlambatan diagnosis dan penanganan.[25,26]
Edukasi Pasien
Dalam memberikan edukasi kepada pasien, dokter perlu menjelaskan secara rinci mengenai kondisi penyakit ginjal kronis yang sedang dialami. Informasi yang diberikan terkait stadium, penyebab yang mendasari, pemeriksaan penunjang apa yang perlu dilakukan, serta prosedur pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis penyakit ginjal kronis.[20,25]
Pasien juga perlu diberikan informasi mengenai hasil interpretasi dari pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan, serta penatalaksanaan yang akan dilakukan. Ini perlu mencakup risiko, manfaat, prosedur tindakan, terapi pengganti ginjal bila diperlukan, serta pola diet nutrisi yang disarankan.[32,33]
Pasien dengan penyakit ginjal kronis perlu diberikan informasi mengenai pemeriksaan follow up seperti evaluasi fungsi ginjal, urinalisis, pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, dan pemeriksaan radiologi bila diperlukan. Sampaikan bahwa ini bermanfaat untuk mendeteksi temuan abnormal dan gejala baru yang mencurigakan terkait dengan progresivitas kelainan ginjal.[20,25]
Tabel 1. Frekuensi Follow up (jumlah kali per tahun) Pasien Penyakit ginjal kronis Berdasarkan Laju Filtrasi Glomerulus dan Albuminuria
Albuminuria | ||||
GFR (ml/menit) | <30 mg/g | 30-300 mg/g | >300 mg/g | |
Stadium 1 | ≥ 90 | 1 kali/tahun | 1 kali/tahun | 2 kali/tahun |
Stadium 2 | 60-89 | 1 kali/tahun | 1 kali/tahun | 2 kali/tahun |
Stadium 3A | 45-59 | 1 kali/tahun | 2 kali/tahun | 3 kali/tahun |
Stadium 3B | 30-44 | 2 kali/tahun | 3 kali/tahun | 3 kali/tahun |
Stadium 4 | 15-29 | 3 kali/tahun | 3 kali/tahun | 4 kali/tahun atau lebih |
Stadium 5 | <15 | 4 kali/tahun atau lebih | 4 kali/tahun atau lebih | 4 kali/tahun atau lebih |
Sumber: dr. Eva Naomi, Alomedika, 2023.[25,26]
Edukasi Faktor Risiko
Edukasi pasien untuk menghindari faktor risiko yang dapat diubah seperti obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi obat–obat yang bersifat nefrotoksik. Minta pasien menjaga tekanan darah dan kadar gula darah pada penyakit hipertensi dan diabetes.[20,25]
Tanda dan Gejala Bahaya
Berikan pemahaman kepada pasien untuk mengenali tanda dan gejala bahaya pada penyakit ginjal kronis seperti;
- Frekuensi berkemih yang lebih sedikit dibandingkan biasanya dengan konsumsi air yang tidak berubah.
- Pembengkakan pada tubuh terutama wajah, perut, dan tungkai kaki
- Rasa lelah yang berlebihan hingga aktivitas fisik berkurang
- Tanda dan gejala diabetes seperti frekuensi miksi yang sering (polimiksi), rasa lapar yang sering (polifagia), dan rasa haus yang berlebihan (polidipsi).
- Mual dan muntah tanpa disertai penyebab yang lain[30,33]
Pengaturan Nutrisi dan Diet
Pasien penyakit ginjal kronis harus diberikan edukasi mengenai panduan klinis nutrisi dan diet yang sesuai. Pembatasan asupan protein harus disesuaikan dengan batasan konsumsi protein yang telah ditetapkan berdasarkan GFR pasien. Pada pasien penyakit ginjal kronis sebaiknya asupan garam juga dibatasi maksimal 2 gram natrium atau setara 5 gram garam dapur per hari.
Batasi juga asupan fosfat dan kalium pada pasien penyakit ginjal kronis dengan tidak mengonsumsi makanan, minuman kaleng dan makanan cepat saji, serta mengurangi konsumsi keju, kerang, jeroan, dan buah-buahan (alpukat, pisang, manga, dan buah kering). Pembatasan konsumsi cairan pada pasien penyakit ginjal kronis harus dipertimbangkan dan disesuaikan dengan stadium penyakit serta GFR untuk menghindari terjadinya kelebihan volume cairan di dalam tubuh.[30,33]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan penyakit ginjal kronis adalah dengan segera melakukan penatalaksanaan pada penyakit yang berpotensi mendasari terjadinya penyakit ginjal kronis. Modifikasi gaya hidup perlu dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, dengan penerapan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, rutin berolahraga dan dukungan nutrisi yang baik.[20,26]
Menghindari konsumsi berlebihan dari obat yang berpotensi nefrotoksik tanpa pengawasan dokter juga menjadi salah satu upaya pencegahan penyakit ginjal kronis. Sebaiknya GFR harus dipantau setidaknya setiap tahun pada orang yang diresepkan obat-obatan yang diketahui bersifat nefrotoksik, seperti siklosporin dan tacrolimus.[20,25]
Pengendalian penyakit difokuskan pada deteksi dini sehingga dapat dilakukan pemeriksaan, diagnosis, dan penatalaksanaan segera, supaya pasien memiliki prognosis yang baik. Diperlukan juga medical check up secara berkala yang dapat membantu mendeteksi penyakit ginjal kronis.[34,33]
Penulisan pertama oleh: dr. Nathania S. Sutisna
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta