Epidemiologi Parkinsonisme
Berdasarkan epidemiologi, parkinsonisme yang paling umum terjadi adalah penyakit Parkinson, yang menyumbang sekitar 80% dari kasus parkinsonisme. Lalu, bentuk parkinsonisme yang terbanyak kedua adalah parkinsonisme akibat obat.[8]
Global
Secara global, sekitar 80% parkinsonisme adalah penyakit Parkinson. Parkinsonisme akibat obat memiliki prevalensi 1,7-2,7%, sedangkan prevalensi parkinsonisme vaskular adalah 2,5-5% dari seluruh kasus parkinsonisme. Penyakit Parkinson sendiri muncul pada >1% orang berusia >60 tahun dan hingga 4% pada usia >80 tahun.[3,11]
Sekitar 90% kasus parkinsonisme akibat obat muncul dalam 3 bulan setelah memulai terapi, dan >50% pada bulan pertama. Antipsikotik generasi pertama atau antipsikotik tipikal dengan hambatan tinggi pada reseptor D2 memiliki kemungkinan menyebabkan parkinsonisme tertinggi.[2,3]
Indonesia
Hingga saat ini belum ada data mengenai prevalensi parkinsonisme di Indonesia.
Mortalitas
Mortalitas parkinsonisme bervariasi tergantung pada etiologi penyakit. Gejala yang mungkin tumpang tindih menyebabkan kesulitan dalam menegakkan diagnosis dan bisa meningkatkan mortalitas. Faktor yang berkaitan dengan peningkatan mortalitas adalah adanya gejala penurunan kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan berjalan bilateral, dan konsentrasi neurofilament light chain di cairan serebrospinal. Sebanyak 56% kematian disebabkan oleh komplikasi parkinsonisme, seperti pneumonia, demensia, jatuh, dan delirium.[12]