Etiologi Parkinsonisme
Etiologi parkinsonisme adalah penurunan kadar dopamin pada jaras ekstrapiramidal. Penyebab penurunan dopamin ini sebagian besar adalah degenerasi saraf yang diakibatkan penyakit Parkinson. Kerusakan neuron dopamin akibat hal lain juga dapat menyebabkan parkinsonisme.[3]
Penyakit Parkinson
Pada penyakit Parkinson, patologi α-synuclein di sistem limbik menyebabkan kerusakan dan atrofi neuron pada talamus, nukleus kaudatus, serta hipokampus. Gangguan pergerakan umumnya terjadi lebih dahulu daripada demensia. Tremor sering terjadi unilateral, kemudian menjadi bilateral dengan rigiditas, bradikinesia, dan gangguan postur.[7,8]
Hidrosefalus Tekanan Normal
Peningkatan resistensi cairan serebrospinal, pembesaran ventrikel, peningkatan volume periventrikular dan tekanan parenkim otak menyebabkan penurunan vaskularisasi jaras nigrostriatal dan terbentuknya gejala parkinsonisme. Gejala khas hidrosefalus tekanan normal adalah gangguan postur tubuh, gangguan kognitif, dan disfungsi urinaria.[3,8]
Kerusakan Vaskular dan Anatomi
Parkinsonisme vaskular terjadi akibat perubahan struktur vaskuler. Salah satu contoh adalah penyakit Binswanger, di mana terjadi aterosklerosis subkortikal, menyebabkan lesi white matter dan demensia, yang bermanifestasi sebagai gangguan pergerakan, terutama ekstremitas bawah.[3,9]
Kerusakan midbrain dan subkortikal pada stroke atau tumor otak dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal. Pada pasien ini, umumnya gangguan pergerakan yang terjadi bersifat unilateral. Pada keracunan metanol dan karbon monoksida, demielinisasi pada ganglia basalis, termasuk kerusakan pada globus pallidus dan putamen menyebabkan parkinsonisme yang dapat muncul dalam onset lambat.[3,9]
Obat
Parkinsonisme yang disebabkan obat merupakan tipe kedua terbanyak setelah penyakit Parkinson. Penyebabnya adalah agen yang menurunkan dopamin atau menghambat ikatan dopamin pada reseptor D2. Beberapa contoh obat yang berisiko menimbulkan parkinsonisme adalah antipsikotik (baik generasi pertama dan kedua), antiemetik dan prokinetik (metoclopramide, domperidone, dan levosulpiride), inhibitor reseptor VMAT2 (tetrabenazine, reserpine), dan penstabil mood (asam valproat).[6,8]
Infeksi dan Autoimun
Infeksi yang dapat menyebabkan parkinsonisme meliputi ensefalitis infeksi, seperti ensefalitis Jepang, ensefalitis dengue, ensefalitis West Nile, dan infeksi virus Epstein Barr. Kondisi autoimun yang terjadi sebagai sekuele ensefalitis juga dapat menimbulkan gangguan pergerakan. Pada anak dan remaja, gejala parkinsonisme dapat merupakan gejala dari lupus eritematosus sistemik atau sindrom antifosfolipid.[3]
Penyebab Lain
Parkinsonisme heredodegeneratif dapat terjadi pada kelainan genetik, misalnya gangguan sintesis monoamin dan transpor neurotransmitter, penyakit Wilson, atau ataksia spinocerebellar. Selain itu, paparan berlebihan terhadap mangan (misalnya pada pekerja tambang) dapat menyebabkan kerusakan saraf di globus pallidus dan substansia nigra.[3]
Faktor Risiko
Faktor risiko tinggi terhadap parkinsonisme adalah riwayat genetik, tetapi kebanyakan pasien dengan parkinsonisme tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang jelas. Beberapa faktor risiko yang dapat diketahui adalah usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, dan faktor lingkungan. Jenis kelamin laki-laki dan usia lebih tua berhubungan dengan risiko mengalami parkinsonisme degeneratif yang lebih tinggi. Sedangkan faktor lingkungan adalah obat, cedera kepala, atau paparan racun.[10,11]