Patofisiologi Stroke pada Anak
Patofisiologi stroke pada anak bersifat multifaktorial dan dapat dibagi berdasarkan mekanisme stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Pada stroke iskemik, jaringan otak kehilangan suplai aliran darah atau oksigenasi yang mengakibatkan kerusakan fokal pada daerah jaringan tersebut.[1,5]
Beberapa kondisi atau penyakit dapat menyebabkan stroke iskemik seperti anemia sel sabit, penyakit jantung bawaan, endokarditis, aritmia, infeksi, dan gangguan vaskular lainnya. Sementara stroke perdarahan dapat disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah terutama pada malformasi arteriovena (AVM), malformasi kavernosa, aneurisma, dan trauma kepala.[2,5,6]
Stroke iskemik sendiri dibagi menjadi arterial ischemic stroke (AIS) dan cerebral sinovenous thrombosis (CSVT). Pada AIS, pembentukan trombus in situ menyebabkan oklusi pada arteri serebral. Trombus in situ terbentuk akibat hiperkoagulasi, atau respons tubuh terhadap kerusakan endotel lokal, serta penyempitan pada lumen pembuluh darah.[1,5]
Pada AIS, tromboemboli juga dapat menyebabkan oklusi pada arteri serebral. Tromboemboli dapat berasal dari jantung, arteri lain, atau pembuluh vena (pada kasus shunt arteri-vena) yang kemudian berpindah dan tersangkut di arteri serebral.[1,5]
Pada CSVT, trombosis pada sinus venosus atau komponen vena lainnya menyebabkan oklusi vaskular sehingga terjadi infark pada jaringan parenkim otak. Oklusi vaskular tersebut juga dapat menyebabkan kerusakan pada sel darah sehingga terjadi kebocoran darah ke jaringan otak dan terjadi perdarahan.[1,5]
Pada stroke hemoragik, perdarahan intraparenkim dan perdarahan subarachnoid spontan menyebabkan efek massa lokal dan iskemia pada jaringan sekitarnya sehingga terjadi kerusakan fokal pada jaringan otak.[1,5]