Pendahuluan Abortus
Abortus, sering disebut keguguran atau early pregnancy loss, didefinisikan sebagai keluarnya produk konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, yakni pada usia kehamilan 22 minggu atau jika berat janin kurang dari 500 gram. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mendefinisikan abortus secara lebih spesifik, yakni jika terjadi pada 13 minggu pertama kehamilan.[1,2]
Penyebab abortus belum diketahui dengan pasti, namun diduga berkaitan dengan kelainan kromosom janin. Kelainan kromosom menyebabkan kegagalan implantasi akibat peningkatan reaksi sistem imun ibu terhadap janin dan terganggunya perkembangan plasenta sehingga terjadi apoptosis.[1-4]
Abortus biasanya ditandai dengan keluar darah disertai gumpalan–gumpalan dari jalan lahir pada wanita yang sedang hamil dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan USG. Diagnosis abortus dapat dibagi lagi menjadi beberapa klasifikasi, yaitu abortus mengancam atau imminens, abortus insipiens, abortus inkomplit, abortus komplit, dan missed abortion.[1-5]
Penatalaksanaan abortus dapat dibedakan menjadi expectant management atau explore management. Expectant management dilakukan dengan membiarkan hasil konsepsi meluruh sendiri. Misoprostol dapat diberikan untuk membantu pengeluaran hasil konsepsi. Di sisi lain, explore management dilakukan dengan tindakan invasif terutama jika ada tanda infeksi dan perdarahan masif, misalnya dengan melakukan kuretase.[1-3,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Pika Novriani Lubis