Patofisiologi Ruptur Uteri
Patofisiologi ruptur uteri melibatkan terjadinya pemisahan jaringan uterus dengan jaringan serosa secara spontan atau karena penyebab iatrogenik dan traumatik. Hal ini menyebabkan isi rahim keluar dari rongga uterus dan masuk ke rongga peritoneum.[1,2]
Ruptur Uteri pada Kehamilan
Ketika ada robekan uterus, darah dan isi dari rahim akan keluar dari rongga uterus dan masuk ke ruang peritoneum. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke fetal menjadi terganggu, perdarahan pada ibu, serta perubahan pola kontraksi rahim. Faktor risiko yang dapat memicu terjadinya pemisahan antara jaringan uterus dengan jaringan serosa misalnya trauma pada abdomen, riwayat sectio caesarea, atau penggunaan forceps saat persalinan.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Ida Bagus Nugraha