Prognosis Ruptur Uteri
Prognosis dari ruptur uteri bergantung pada luasnya robekan, banyaknya perdarahan, dan kecepatan penanganan. Komplikasi ruptur uteri dapat dengan cepat terjadi, mencakup syok hipovolemik hingga kematian.[1]
Komplikasi
Komplikasi pada ruptur uteri dapat dibagi dua, yakni komplikasi ibu dan komplikasi janin. Komplikasi yang paling berat adalah terjadi kematian maternal atau fetal.[1,5]
Komplikasi Ibu
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu mencakup perdarahan hebat hingga menyebabkan syok hipovolemik dan anemia hingga memerlukan transfusi darah, terjadinya ruptur atau cedera buli, dan kematian ibu.[1,5]
Komplikasi Janin
Komplikasi pada janin dapat berupa hipoksia, gawat janin, asidosis, perawatan di intensive care unit, hingga kematian janin.[1,5]
Prognosis
Prognosis ruptur uteri ditentukan oleh luasnya robekan, lokasi robekan, keberhasilan dari resusitasi, dan seberapa cepat terapi definitif bisa dilakukan. Faktor prognosis baik adalah resusitasi dan tindakan operatif yang dilakukan secara cepat. Adanya syok hipovolemik yang tidak dapat dikoreksi, koagulopati, dan paparan janin terhadap kondisi hipoksia merupakan faktor prognosis yang buruk.
Selain itu, ruptur yang luas dengan perdarahan yang sulit dikendalikan, serta lokasi ruptur uteri lateral memiliki luaran yang lebih buruk dibandingkan dengan ruptur midline. Lokasi di lateral diduga berkaitan dengan peningkatan perdarahan akibat vaskularisasi yang lebih banyak pada dinding uterus sisi lateral.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Ida Bagus Nugraha