Pendahuluan Mata Merah
Mata merah adalah gejala yang disebabkan karena dilatasi pembuluh darah atau pendarahan pada bagian anterior bola mata. Mata merah dapat menjadi tanda adanya peradangan pada bola mata maupun struktur sekitarnya yang disebabkan oleh iritasi, inflamasi dan alergi, infeksi seperti pada konjungtivitis dan skleritis; peningkatan tekanan intraokular (TIO) pada glaukoma; maupun trauma.[21,33,65-69]
Konjungtivitis alergi, dry eye syndrome (DES), episkleritis serta skleritis dan uveitis non infeksius adalah beberapa contoh penyebab mata merah karena iritasi, inflamasi dan alergi. Sedangkan blefaritis, konjungtivitis, keratitis, endoftalmitis, panoftalmitis, dan selulitis orbita seringkali ditemukan akibat infeksi bakteri, virus, maupun jamur. Trauma okuli dapat menyebabkan mata merah karena ekstravasasi pembuluh darah seperti pada perdarahan subkonjungtiva.[21,33,65-69]
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa 4 dari 10 pasien yang datang ke praktik klinik sehari-hari dengan keluhan okuli setiap minggunya mengeluhkan mata merah. Penyakit tersering yang ditemukan dengan keluhan mata merah adalah konjungtivitis dan perdarahan subkonjungtiva.[31,33,37]
Diagnosis mata merah adalah berdasarkan inspeksi bagian anterior bola mata dengan pencahayaan yang cukup, kemudian mengidentifikasi red flags untuk mata merah dan etiologi penyebabnya. Red flags mata merah yang terdiri dari nyeri akut progresif dengan intensitas moderat sampai berat, penurunan visus, dan fotofobia harus diidentifikasi. Keadaan ini bersifat visual maupun life threatening, sehingga pasien harus segera dikonsultasikan ke dokter spesialis mata.[65]
Berdasarkan standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI), mata merah yang harus ditata laksana sampai tuntas di fasilitas kesehatan primer oleh dokter umum adalah konjungtivitis tanpa komplikasi, benda asing konjungtiva, perdarahan subkonjungtiva, dry eye syndrome (DES), dan episkleritis. Etiologi lain selain penyakit yang telah disebutkan tersebut harus dikonsulkan ke dokter spesialis mata dengan penatalaksanaan awal sesuai kegawatdaruratannya.[65,70]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani