Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pterygium general_alomedika 2022-10-12T09:39:57+07:00 2022-10-12T09:39:57+07:00
Pterygium
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Pterygium

Oleh :
dr. Ida Bagus Nugraha
Share To Social Media:

Pterygium merupakan pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga atau menyerupai sayap. Pertumbuhan pterygium dimulai dari konjungtiva bulbar melewati limbus, dan dapat mencapai kornea, sehingga mengakibatkan gangguan visus. Lesi pterygium lebih sering terjadi pada limbus nasal, dibandingkan temporal.[1,2]

Pterygium diduga disebabkan oleh efek jangka panjang paparan sinar ultraviolet B (UVB), yang menyebabkan mutasi pada gen tumor suppressor p53. Faktor lingkungan, seperti mikrotrauma berulang akibat paparan debu, infeksi virus, seperti human papilloma virus (HPV), dan faktor herediter dilaporkan dapat meningkatkan risiko pterygium.[3,4]

pterygium (2)

Pterygium umumnya asimptomatik pada awal proses penyakit. Seiring pterygium bertumbuh, dapat ditemukan gejala mata kering, rasa terbakar, gatal, ataupun mata berair. Pada kondisi lebih berat, pterygium dapat menyebabkan gangguan secara kosmetik dan visus. Diagnosis pterygium dapat ditegakkan dengan menemukan lesi pterygium pada pemeriksaan fisik mata ataupun dengan slit lamp.[3,5]

Tata laksana pterygium pada tahap awal dapat dengan pemberian tetes mata lubrikan, seperti gliserin 1% atau sodium hyaluronate 1%. Jika pterygium mengganggu aksis visual, maka dapat dilakukan tindakan pembedahan. Baku emas teknik pembedahan untuk pterygium adalah dengan conjunctival autograph.[3,5]

Perlu diingat, ada risiko rekurensi pterygium setelah dilakukan pembedahan. Untuk mengurangi rekurensi, dapat diberikan terapi ajuvan, misalnya tetes mata cyclosporin, tetes mata mitomycin, atau dengan beta irradiation. Edukasi pasien pterygium ditekankan pada pencegahan paparan terhadap sinar UV, seperti dengan menggunakan kacamata anti UV dan topi bulat bertepi lebar.[1,2,5]

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Serra, HM, et al., Pterygium: A Complex and Multifactorial Ocular Surface Disease. A Review on its Pathogenic Aspects. 2018. https://www.researchgate.net/publication/325542537_Pterygium_A_Complex_and_Multifactorial_Ocular_Surface_Disease_A_Review_on_its_Pathogenic_Aspects\
2. Caldwell M, Hirst Lawrie, Bunya VY, et al. Pterygium. American Academy Ophthalmology. 2022. https://eyewiki.org/Pterygium#cite_note-10
3. Sarkar P, Tripathy K. Pterygium. StatPearls Publishing. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/
4. Shahraki T, Arabi A, Feizi S. Pterygium: an update on pathophysiology, clinical features, and management. Ther Adv Ophthalmol. 2021.
5. Fisher JP. Pterygium. Medscape. 2019. https://emedicine.medscape.com/article/1192527-overview

Patofisiologi Pterygium

Artikel Terkait

  • Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
    Pterigium Sebagai Prediktor Kejadian Melanoma Kutaneus
Diskusi Terkait
dr. Reren Ramanda
Dibalas 25 November 2020, 13:55
Pasien seorang petani dengan keluhan mata tumbuh daging pada tepi mata dan mata terasa gatal serta berair
Oleh: dr. Reren Ramanda
2 Balasan
Alo dr. UtamiIzin bertanya dokter, pasien dgn pekerjaan petani sering mengeluhkn rasa gatal, berair dan tumbuh daging d tepi mata yg merupakan pterigium, pd...
dr. Jeffry Kristiawan
Dibalas 01 Mei 2019, 16:48
Konsul pasien dengan rasa mengganjal di mata dan selaput pada bagian lateral
Oleh: dr. Jeffry Kristiawan
10 Balasan
User mengeluhkan mata mengganjal sejak beberapa hari ini.Tidak ada gatal, tidak ada nyeri, dan segitu saja tidak membesar.Baru dirasa beberapa hari ini.Tajam...
dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
Dibalas 07 Februari 2019, 17:28
graft pada pterigium?
Oleh: dr.IGusti Nyoman Tirta Adi Prabawa
5 Balasan
alodokter, mohon penjelasan apakah graft yang dilakukan pada operasi pterigium derajat 3-4 memang sudah terbukti ampuh menurunkan angka kekambuhan? Kalo...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.