Penatalaksanaan Teratoma Testis
Penatalaksanaan teratoma testis disesuaikan dengan stage tumor, di mana tumor stage I direkomendasikan untuk menjalani orchiectomy radikal yang dapat disertai dengan kemoterapi adjuvan bila dinilai perlu berdasarkan kondisi pasien. Pada stage lebih lanjut, terutama yang telah terjadi metastasis, kemoterapi direkomendasikan.[1,4,6,10]
Orchiectomy merupakan terapi pilihan pada stage I. Pasien kemudian dapat menjalani surveillance atau menjalani retroperitoneal lymph node dissection (RPLND). RPLND disarankan jika kasus merupakan teratoma yang bertransformasi atau kasus di mana pemeriksaan radiologi tidak bisa menyingkirkan kemungkinan keterlibatan nodus limfa. Jika RPLND menunjukkan keterlibatan nodus limfa, kemoterapi adjuvan perlu dipertimbangkan.[1,4,6,10]
Pada stage II, kemoterapi direkomendasikan, terutama jika tumor marker serum meningkat dan ada keterlibatan nodus limfa >3 cm. Pada stage III, kemoterapi umumnya diperlukan.[1,4,6,10]
Pembedahan
Orchiectomy radikal memberikan peran sebagai terapi sekaligus memberikan sampel untuk analisis histologi yang dapat mendiagnosis tipe kanker testis secara definitif. Orchiectomy biasanya dilakukan terlebih dahulu sebelum terapi yang lain. Tindakan ini dilakukan lewat insisi inguinal, di mana testis yang bertumor akan direseksi dengan korda spermatikus pada level inguinal ring internal. Invasi lewat skrotum untuk biopsi maupun bedah terbuka harus dihindari.[1,4,6,10]
Sebelum operasi, sampel darah sebaiknya diambil untuk pemeriksaan serum tumor markers yang nantinya dapat dibandingkan dengan nilai setelah operasi dan digunakan untuk membantu staging.[1,4,6,10]
Pembedahan yang testis-sparing hanya mungkin dilakukan pada kasus tumor kecil yang tidak menginfiltrasi testis dan tidak berasal dari germ cell. Namun, pada kasus demikian pun, lesi prekursor berupa germ cell neoplasia in situ (GCNIS) mungkin telah berada di parenkim, sehingga berisiko berkembang menjadi neoplasma invasif di kemudian hari.[1,4,6,10]
Pembedahan testis-sparing sebaiknya hanya dilakukan dengan disertai frozen section examination (FSE). Pasien diinformasikan bahwa ada kemungkinan orchiectomy total akan tetap dilakukan bila ada ketidakcocokan antara FSE dan histopatologi final. Untuk pertimbangan terkait fertilitas, reservasi sperma (sperm banking) dapat didiskusikan dengan pasien sebelum tindakan.[1,4,6,10]
Menurut NHS (National Health Service), orchiectomy dapat segera dilakukan di unit kanker setelah USG, kecuali pada kondisi-kondisi berikut yang memerlukan rujukan dan konsultasi multidisiplin lebih lanjut:
- Tumor terdapat pada testis pasien satu-satunya atau terdapat pada kedua testis, sehingga ada pertimbangan tentang fertilitas
- Ada tanda dan gejala yang jelas terkait tumor germ cell metastasis di mana kondisi umum pasien sudah buruk, sudah ada metastasis paru multipel, alpha fetoprotein (AFP) >1000 ng/ml, human chorionic gonadotropin (HCG) >5000 iu/ml, atau ada obstruksi renal
- Ada massa kecil non-palpable yang volumenya <50% volume testis ketika USG yang mungkin bisa ditangani dengan orchiectomy parsial (dengan frozen section)
- Ada penurunan fungsi androgen[10]
Kemoterapi
Regimen kemoterapi yang diberikan pada teratoma testis umumnya dapat berupa regimen BEP (bleomycin, etoposide, dan cisplatin) atau EP (etoposide dan cisplatin). Pada stage I, kemoterapi dapat dipertimbangkan sebagai adjuvan terhadap prosedur orchiectomy sesuai dengan kondisi tumor tiap pasien. Pada stage II, terutama yang sudah melibatkan nodus limfa >3 cm dan menunjukkan kenaikan tumor marker serum, kemoterapi dianjurkan. Stage III juga perlu menjalani kemoterapi.[1,4,6,10]
Radioterapi
Radioterapi tidak banyak berperan untuk terapi teratoma testis, sehingga umumnya tidak dilakukan. Radioterapi hanya bermanfaat untuk kasus di mana ada histologi seminoma.[1,4,6,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Jessica Elizabeth