Etiologi Tumor Pituitari
Etiologi tumorigenesis pada kasus tumor pituitari diperkirakan melibatkan beberapa abnormalitas onkogen, seperti abnormalitas G-protein, mutasi gen ras, dan delesi serta rearrangement gen p53. Sebagian besar tumor pituitari bersifat jinak, tetapi keberadaan p53 umumnya dihubungkan dengan sifat tumor yang lebih agresif.[1,6]
Pituitary Tumor Transforming Gene-1
Pituitary tumor transforming gene-1 (PTTG-1) merupakan onkogen yang meregulasi mitosis selular. Pada mencit percobaan, ekspresi PTTG-1 berlebih akan menginduksi tumorigenesis. Ekspresi berlebih ini ditemukan pada tumor pituitari. PTTG-1 berperan sebagai penanda tingkat keganasan pada beberapa keganasan endokrin.[1]
Multiple Endocrine Neoplasia Type 1 (MEN1)
MEN1 merupakan gen yang bersifat tumor suppressor. Mutasi fungsi pada gen tersebut dapat menimbulkan tumorigenesis pada kelenjar paratiroid, pankreas, dan pituitari.[6]
Multiple Endocrine Neoplasia Type 4 (MEN4)
Mutasi MEN4 pada gen cyclin-dependent kinase inhibitor 1 B (CDKN1B) dapat menyebabkan tumor pituitari, hiperparatiroidisme, tumor pada testis, dan tumor jenis neuroendokrin servikal.[6]
Gen Lainnya
Adenoma pituitari nonfungsional dihubungkan dengan hipermetilasi gen p16 pada prolaktinoma. Tumor yang mensekresi kortikotropin akan mengekspresikan galectin-3 (Gal-3). Ada juga mutasi aryl hydrocarbon-interacting protein gene (AIP) pada 15% familial isolated pituitary adenoma (FIPA), yang umumnya bersifat agresif dan dapat mensekresi GH.[1,6]
Faktor Risiko
Faktor risiko tumor pituitari belum diketahui secara pasti. Mutasi genetik yang menyebabkan tumor pituitari dapat diturunkan, tetapi hal tersebut jarang terjadi. Hanya 5% dari seluruh kasus tumor pituitari dilaporkan bersifat familial.[5]
Orang yang memiliki sindrom tertentu seperti MEN1, MEN4, dan Carney complex (CNC) memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita tumor pituitari. Pada CNC, terdapat mutasi germinal gen tumor suppressor PRKAR1A yang dapat mengakibatkan penyakit adrenokortikal nodular pigmented primer (PPNAD), tumor pada testis, nodul tiroid, hiperpigmentasi kulit berbintik-bintik, dan akromegali.[5]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur