Epidemiologi Lumbar Spinal Stenosis
Prevalensi lumbar spinal stenosis berdasarkan gejala klinis 11‒39% populasi secara global. Angka ini diketahui semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Sementara itu, epidemiologi lumbar spinal stenosis di Indonesia belum ada data.[1,4]
Global
Angka kejadian lumbar spinal stenosis meningkat seiring bertambahnya usia, di mana prevalensi lumbal spinal stenosis sebesar 12% pada usia 40-an tahun dan menjadi 78% pada usia +67 tahun.[1,4]
Data di Amerika Sekitar menunjukkan +20% populasi usia >60 tahun memiliki lumbar spinal stenosis pada hasil radiologis. Namun, 80% darinya tidak mengeluhkan gejala apapun, seperti neurogenic claudication, nyeri menjalar ke ekstremitas bawah, nyeri pinggang, dan gangguan buang air kecil atau besar, sehingga tidak memerlukan pengobatan.[5]
Indonesia
Tidak ada data.
Mortalitas
Kondisi lumbar spinal stenosis tidak menyebabkan kematian secara langsung. Namun, kondisi ini berisiko mengalami komplikasi duramater robek secara tidak tiba-tiba (incidental durotomy) dan defisit neurologis akibat cedera saraf.[10]