Penatalaksanaan Artritis Septik
Penatalaksanaan artritis septik yang utama adalah antibiotik. Antibiotik sistemik empiris harus dimulai segera setelah pengambilan sampel cairan sinovial jika terdapat kecurigaan klinis terhadap artritis septik. Selanjutnya, pemilihan antibiotik harus berdasarkan hasil pewarnaan Gram cairan sinovial atau kecurigaan patogen dari skenario klinis.[1,3]
Terapi Antibiotik
Terapi antibiotik adalah penatalaksanaan artritis septik yang utama. Terapi antibiotik diberikan secara sistemik dan dimulai setelah pengambilan sampel cairan sinovial untuk pemeriksaan laboratorium. Antibiotik oral sama efektifnya dengan antibiotik intravena jika dimulai sesegera mungkin (<1 minggu) setelah pengambilan sampel cairan sinovial (artrosentesis) ataupun pascaimplantasi sendi prostetik.
Hingga saat ini, tidak ada rekomendasi penggunaan antibiotik intraartikular maupun kortikosteroid intraartikular. Pemberian antibiotik intraartikular diduga malah dapat meningkatkan inflamasi yang menyebabkan kerusakan sendi permanen.[1-3]
Pemilihan Antibiotik
Antibiotik spektrum luas dapat diberikan sebagai terapi presumtif selagi menunggu hasil kultur. Antibiotik yang lebih spesifik dapat diberikan sesuai hasil kultur. Pemberian antibiotik presumtif awal bersifat empirik didasarkan pada hasil pewarnaan Gram cairan sinovial atau patogen yang dicurigai secara klinis, dengan mempertimbangkan pola sensitivitas patogen dan kemungkinan resistensi di daerah tersebut.
Jika hasil ditemukan negatif pada pewarnaan Gram (40-50% kasus), usia dan aktivitas seksual pasien dapat menjadi penentu antara artritis gonokokus atau non-gonokokus. Jika pewarnaan Gram tidak memungkinkan, maka dapat dipilih antibiotik presumtif yang bersifat bactericidal dan mencakup antikokus Gram positif.
Antibiotik antibakteri Gram negatif perlu dipertimbangkan pada pasien dengan faktor risiko lain seperti usia tua, imunosupresi, atau bakteremia yang bersumber dari sistem gastrointestinal atau sistem urinaria. Pada infeksi sendi prostetik, rifampicin perlu ditambahkan karena kemampuannya dalam penetrasi biofilm materi prostetik yang terinfeksi.[2,3,5]
Pilihan Antibiotik Empirik
Pemilihan terapi akan berbeda setiap individu berdasarkan respon klinis dan hasil pemeriksaan mikrobiologi. Pilihan antibiotik empirik berdasarkan hasil pewarnaan Gram:
- Kokus Gram positif: nafcillin atau oxacillin atau vancomycin atau daptomycin, ditambah sefalosporin atau karbapenem atau fluorokuinolon.
- Kokus Gram negatif: ceftriaxone
- Basil Gram negatif: ceftazidime atau cefepime atau piperacillin-tazobactam atau karbapenem. Pada pasien dengan alergi penicillin atau sefalosporin, dapat diberikan aztreonam intravena atau fluorokuinolon intravena
- Hasil negatif pada pewarnaan Gram, namun kecurigaan klinis artritis septik kuat: vancomycin ditambah ceftazidime atau aminoglikosida[2,6,7]
Pilihan Antibiotik Berdasarkan Organisme Kausal
Pada kasus yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dan Staphylococcus koagulase negatif, dapat diberikan nafcillin atau oxacillin atau cefazolin atau clindamycin. Pada kasus resistensi terhadap methicillin, maka dapat diberikan vancomycin atau clindamycin atau linezolid.
Pilihan untuk Streptococcus grup A dan grup B adalah nafcillin atau penicillin atau cefazolin atau ampicillin. Jika penyebab adalah enterokokus, dapat diberikan ampicillin atau vancomycin. Jika penyebab adalah Escherichia coli, Proteus sp., atau Serratia sp., dapat diberikan ceftriaxone atau cefotaxime. Jika penyebab adalah Pseudomonas sp., dapat diberikan cefepime atau piperacillin atau imipenem ditambah gentamicin.
Pilihan untuk Neisseria gonorrhoeae atau Meningococcus adalah ceftriaxone atau cefotaxime atau ciprofloxacin. Pada kasus infeksi Bacteroides fragilis group, dapat diberikan clindamycin atau metronidazole. Pada infeksi Mycobacterium tuberculosis, maka terapi disesuaikan dengan pedoman tata laksana infeksi tuberkulosis.
Jika penyebab adalah Borrelia burgdorferi, diberikan doxycycline oral atau amoxicillin oral atau cefuroxime oral. Jika tidak ada perbaikan dengan terapi oral, dapat diberikan injeksi ceftriaxone intravena.[2,7,9]
Tabel 1. Dosis Antibiotik untuk Artritis Septik
Antibiotik | Dosis | Antibiotik | Dosis |
Nafcillin | 2 gr/4 jam intravena (IV) | Piperacillin | 3 gr/6 jam IV |
Oxacillin | 2 gr/4 jam IV | Piperacillin - tazobactam | 3,375-4,5 gr/6-8 jam |
Anak usia >7 hari dengan berat badan (BB) >2 kg: 100-200 mg/kg/hari terbagi dalam 4 dosis secara IV atau intramuskular (IM) | |||
Penicillin G | 2 juta unit/4 jam IV | Clindamycin | 900 mg/8 jam |
Dosis anak 25.000-50.000 unit/kg/hari terbagi dalam 4 dosis IV atau IM | Dosis anak 20-40 mg/kg/hari dalam 3-4 dosis terbagi IV atau IM | ||
Ampicillin | 2 gr/6 jam IV | Gentamicin | 7 mg/kg BB/24 jam IV |
Aztreonam | 1-2 gr/8 jam IV | Dosis anak 2-2,5 mg/kg/8 jam IV atau IM | |
Vancomycin | 1 gr/12 jam IV | Ceftriaxone | 2 gr/24 jam IV |
Dosis anak 10 mg/kg/6 jam | Dosis anak 50 mg/kg sekali sehari IV atau IM | ||
Daptomycin | 6-12 mg/kg/24 jam IV | Cefotaxime | 2 gr/8 jam IV |
Linezolid | 600 mg/12 jam IV | Cefepime | 2 gr/12 jam IV |
Cefazolin | 1-2 gr/8 jam IV | Ceftazidime | 1-2 gr/12 jam IV |
Imipenem | 500 mg/6 jam IV | Ciprofloxacin | 400 mg/12 jam IV |
Doxycycline | 100 mg 2 kali/hari | Metronidazole | 500 mg/8 jam |
Dosis anak ≥8 tahun 4,4 mg/kg/hari terbagi menjadi 2 dosis | Cefuroxime | 30 mg/kg/hari dibagi 2 dosis (maksimal 500 mg/kali) per oral |
Sumber: dr. Putri Kumala Sari, Alomedika, 2024.[6,11]
Durasi Terapi
Pada artritis septik gonokokus, terapi intravena diberikan selama 2 hari, dilanjutkan antibiotik oral sesuai hasil tes kepekaan antimikroba, selama minimal 7 hari. Pada artritis septik non-gonokokus, terapi diberikan selama 3-4 minggu yaitu pemberian antibiotik intravena selama 2 minggu dilanjutkan dengan antibiotik oral selama 1-2 minggu.
Durasi terapi yang lebih lama (4-6 minggu) dapat dilakukan pada infeksi P. aeruginosa. Durasi terapi perlu mempertimbangkan peningkatan risiko efek samping pada penggunaan jangka panjang. Terapi jangka panjang lebih bersifat supresif dibandingkan kuratif.[1,2]
Drainase Cairan Sinovial
Drainase cairan sinovial dilakukan untuk menghilangkan bakteri dan toksin dari sendi, dekompresi celah sendi, meningkatkan aliran darah, dan mencegah reakumulasi cairan sinovial. Drainase cairan sinovial dapat dilakukan dengan drainase perkutan (artrosentesis) atau drainase bedah. Radiologi intervensi dapat membantu memandu drainase sendi aksial yang sulit diakses.[1,3]
Drainase perkutan atau artrosentesis dilakukan secara serial (setiap hari) hingga hasil kultur negatif dan terjadi resolusi efusi. Drainase bedah diindikasikan pada kasus di mana terapi antibiotik dan artrosentesis serial tidak memberikan perbaikan klinis setelah 5-7 hari (30% kasus), terjadi perluasan infeksi jaringan lunak ke ekstraartikular, atau adanya keterlibatan sendi panggul. Drainase bedah dapat dilakukan dengan artrotomi atau artroskopi.[1-3,5]
Tata Laksana Artritis septik pada Infeksi Sendi Prostetik
Tata laksana artritis septik pada infeksi sendi prostetik meliputi pemberian antibiotik, debridemen agresif, retensi prostesis atau pelepasan prostesis dengan penggantian sendi baru jika retensi prostesis tidak memberikan perbaikan klinis. Tata laksana infeksi sendi prostetik akan lebih efektif jika dilakukan pada fase awal penyakit/akut (<3 minggu) serta tidak ada keterlibatan jaringan lunak periartikular ataupun instabilitas sendi.
Pemberian antibiotik dapat mencegah osteomyelitis kronik dan infeksi kronik materi prostetik. Fluorokuinolon jangka panjang dapat dipertimbangkan jika prostesis yang terinfeksi tidak memungkinkan untuk diambil.[1,5]
Follow Up
Pemberian terapi perlu dimonitor dengan USG atau pemeriksaan radiologi lain, atau pemeriksaan penanda inflamasi, seperti CRP dan prokalsitonin, secara berkala. Penanda inflamasi yang normal lebih menunjukkan supresi daripada eradikasi infeksi.
Jika terjadi perbaikan klinis pada sendi setelah 5 hari terapi, obat antiinfamasi dapat diberikan untuk meringankan gejala. Jika tidak ada perbaikan klinis dalam 5-6 hari, maka perlu dilakukan kultur ulang cairan sinovial dan perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis banding lain. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk menyingkirkan osteomyelitis periartikular.[1,5]
Imobilisasi Sendi dan Fisioterapi
Imobilisasi sendi yang terinfeksi dilakukan selama 1-2 hari untuk mengontrol nyeri. Fisioterapi sendi dapat dilakukan setelah selesai terapi untuk menjaga posisi fungsional sendi dan melatih range of motion (ROM) pasif. Sendi yang sakit tidak boleh diberi beban hingga terjadi resolusi tanda dan gejala. Beberapa pasien membutuhkan fisioterapi agresif untuk memaksimalkan fungsi sendi pascainfeksi.[1,5]
Konsultasi dan Rujukan
Tata laksana artritis septik umumnya dilakukan pada setting rawat inap dan membutuhkan kolaborasi tim interprofesional. Konsultasi dengan spesialis bedah ortopedi perlu dilakukan sejak awal untuk pertimbangan tindakan drainase cairan sinovial.
Konsultasi dengan spesialis penyakit infeksi dapat dilakukan untuk memastikan cakupan antibiotik yang adekuat dan pertimbangan durasi terapi (berdasarkan hasil kultur). Artritis septik pada sendi sternoklavikula perlu dikonsultasikan ke spesialis bedah toraks. Setelah selesai terapi, pasien perlu dikonsulkan ke spesialis rehabilitasi medis untuk fisioterapi. Rerata durasi rawat inap pada kasus artritis septik adalah 11,5 hari.[1,3,5]