Epidemiologi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019)
Secara epidemiologi, prevalensi COVID-19 (coronavirus disease 2019) meningkat secara cepat di seluruh dunia. WHO pada awal tahun 2020 menetapkan penyakit ini sebagai pandemi global.[1-3]
Global
Kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada Desember 2019 di Wuhan Cina. Setelah itu, virus SARS-Cov-2 menyebar ke seluruh bagian negara Cina dalam waktu beberapa minggu, dan ke negara lain dalam waktu beberapa bulan.[1,18]
Per tanggal 9 Mei 2023, COVID-19 sudah ditemukan di 225 negara, dengan total 765.222.932 kasus konfirmasi. Amerika Serikat merupakan negara dengan kasus COVID-19 terbanyak, yaitu total 103.266.404 kasus konfirmasi, diikuti China 99.248.443 kasus, dan India 44.952.996 kasus.[18]
Sejak pemberian vaksin COVID-19 secara global di awal tahun 2022, laporan jumlah kasus COVID-19 semakin menurun. Pada akhir April 2023, kasus baru mingguan menurun sebesar 14,68% dan kematian baru mingguan menurun 18,46%.[18]
Indonesia
Kasus COVID-19 pertama di Indonesia dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020 berjumlah 2 orang. Sampai 9 Mei 2023, tercatat total kasus COVID-19 di Indonesia sebanyak 6.788.503 kasus konfirmasi, dengan 97,4% sembuh, 2,4% meninggal, dan 0,3% kasus aktif.[19]
Mortalitas
Kematian akibat COVID-19 dapat dikaitkan dengan kondisi acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau syok sepsis. Sampai tanggal 9 Mei 2023, mortalitas akibat COVID-19 secara global sebanyak 6.921.614 kasus. Diketahui case fatality rate (CFR) pada tahun 2022 mencapai 1,17%, yang dipercaya semakin menurun setelah pemberian vaksin COVID-19. Mortalitas pada populasi anak dilaporkan lebih rendah.[18,19]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini