Prognosis Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
Prognosis severe acute respiratory syndrome (SARS) dipengaruhi penyakit komorbid seperti diabetes mellitus maupun usia yang lebih tua, serta kadar laktat dehidrogenase (LDH) serum. Penilaian dan monitoring penting dilakukan pada pasien SARS, sehingga komplikasi dan angka kematian dapat dikurangi.[1,15,51]
Komplikasi
Komplikasi umum SARS adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Selain itu, beberapa komplikasi lain seperti sepsis, syok sepsis, dan hepatitis juga dapat terjadi. Komplikasi yang timbul akibat pemakaian ventilator seperti emfisema subkutan spontan, pneumotoraks, dan pneumomediastinum juga dilaporkan.[16,46]
Acute Respiratory Distress Syndrome
Kerusakan dinding alveolus dan kapiler paru akibat SARS dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS). Diagnosis ARDS didapatkan dari nilai rasio PaO2/FiO2 ≤300 mmHg atau SpO2/FiO2 ≤315 mmHg. Kejadian ARDS pada infeksi SARS mencapai 13–26% dari 8094 pasien yang terkena infeksi SARS–CoV pada saat epidemi.
Pasien lanjut usia dengan ARDS memiliki risiko kematian lebih tinggi. Pasien dengan gagal napas dapat dilakukan intubasi endotrakeal maupun trakeostomi dan ventilasi mekanik.[46]
Sepsis
Pasien dengan SARS berisiko untuk mengalami sepsis karena adanya infeksi dan respon imun sistemik. Penggunaan kortikosteroid dosis tinggi pada infeksi SARS tidak direkomendasikan karena berisiko menimbulkan infeksi oportunistik, seperti infeksi fungal.[51]
Syok Sepsis
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa syok sepsis merupakan salah satu komplikasi SARS. Pasien dengan syok sepsis dapat diberikan resusitasi cairan dan vasopressor untuk stabilisasi hemodinamik.[46]
Hepatitis
Hepatitis termasuk komplikasi SARS yang umum dijumpai. Suatu studi terhadap 294 pasien melaporkan bahwa 24% pasien mengalami peningkatan level alanine aminotransferase (ALT) saat awal perawatan dan 69% mengalami peningkatan level ALT selama perjalanan penyakit. Pasien dengan hepatitis berat memiliki outcome yang lebih buruk.[47]
Komplikasi Lainnya
Emfisema subkutan spontan, pneumotoraks, dan pneumomediastinum merupakan komplikasi lainnya yang timbul akibat terapi oksigen yang diberikan, terutama ventilasi mekanik invasif.[46]
Prognosis
Data WHO menunjukkan bahwa mortalitas akibat SARS sangat bervariasi. Laju mortalitas adalah sekitar 1% pada pasien berusia <24 tahun dan lebih dari 50% pada pasien berusia 65 tahun ke atas. Prognosis yang lebih buruk dikaitkan dengan faktor risiko berikut:
- Usia yang lebih tua
- Adanya komorbiditas lain seperti hepatitis B kronis atau diabetes mellitus
- Gambaran laboratorium dengan limfopenia dan leukositosis yang sangat berat, peningkatan laktat dehidrogenase, dan viral load SARS–CoV yang tinggi[48]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli