Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Skizoafektif
Edukasi dan promosi kesehatan pada gangguan skizoafektif yang utama adalah mendorong pasien menjalani terapi dengan baik untuk mengoptimalkan fungsi dan meminimalkan risiko relaps. Kepatuhan minum obat merupakan aspek penting yang akan mempengaruhi luaran klinis gangguan skizoafektif.[3]
Edukasi Pasien
Edukasi yang diberikan sebaiknya mencakup kondisi yang dialami pasien dan langkah-langkah untuk menanganinya. Klinisi sebaiknya mendorong pasien untuk menjalankan terapi dengan baik, termasuk psikoterapi. Lakukan intervensi untuk mencegah penyalahgunaan zat, pelatihan untuk keterampilan sosial, mendorong kepatuhan minum obat, dan rehabilitasi kognitif. Keluarga mendapatkan edukasi untuk memberikan dukungan emosional dan instrumental, serta mendorong agar pasien mampu mandiri.[3,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan pada gangguan skizoafektif terutama bertujuan untuk mencegah relaps dan perburukan fungsi sosial pada pasien. Hal ini bisa dilakukan dengan pengobatan yang teratur dan manajemen stress yang baik pada pasien. Selain itu, lakukan penilaian risiko bunuh diri secara berkala karena pasien gangguan skizoafektif mengalami kecenderungan bunuh diri.[3]
Terapi Keluarga
Keluarga pasien diajarkan mengenai tanda dan gejala dari gangguan skizoafektif, serta cara-cara untuk menghadapi pasien. Luaran yang diharapkan adalah ekspresi emosi keluarga yang lebih baik dan peningkatan kepatuhan terapi pada pasien.[3,6]
Manajemen Stress
Gangguan skizoafektif umumnya dipicu oleh adanya stressor dan kekambuhan juga seringkali disebabkan ketidakmampuan individu untuk mengatasi stressor. Untuk mengatasi hal ini, pasien bisa diajari dengan metode-metode untuk relaksasi dan manajemen stress. Kembali melakukan aktivitas fisik dan sosial juga merupakan salah satu cara bagi pasien untuk mengatasi stress dan memperbaiki fungsi sosialnya.[3,6]
Pengenalan Risiko Bunuh Diri
Pasien dengan gangguan skizoafektif mengalami peningkatan risiko untuk melakukan bunuh diri. Karena itu pasien dan keluarganya diajarkan cara untuk mengenali tanda-tanda dan segera mencari pertolongan medis bila tanda-tanda ini ditemukan.[3,6]