Diagnosis Parasomnia
Diagnosis parasomnia ditegakkan secara klinis berdasarkan kriteria DSM–V maupun Internal Classification of Sleep Disorder (ICSD)–3 dengan investigasi riwayat fase tidur dan identifikasi faktor risiko seperti obat–obatan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).[3,11]
Pengambilan riwayat medis umum dan penggalian riwayat tidur secara mendalam umumnya cukup untuk menegakkan diagnosis parasomnia. Apabila diagnosis masih belum jelas, maka dilakukan polisomnografi. Pemeriksaan laboratorium dan pencitraan tidak spesifik untuk parasomnia dan jarang diperlukan.[3]
Terdapat beberapa klasifikasi parasomnia, menurut Diagnostic and Statistical Manual (DSM)–V dan Internal Classification of Sleep Disorder–3. Klasifikasi ICSD–3 lebih komprehensif dibandingkan dengan DSM–V.[3]
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)