Edukasi dan Promosi Kesehatan Osteoporosis
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien osteoporosis yang utama adalah terkait pencegahan jatuh. Modifikasi lingkungan sekitar pasien umumnya diperlukan karena jatuh dapat menyebabkan pasien mengalami fraktur.
Edukasi Pasien
Edukasi gaya hidup perlu ditekankan kepada pasien mengenai pentingnya nutrisi yang baik dan olahraga teratur untuk kesehatan tulang sepanjang hidup mereka. Faktor nutrisi meliputi asupan protein yang cukup, serta suplementasi kalsium dan vitamin D. Pasien juga perlu mempertahankan berat badan ideal, karena kekurangan berat badan berkorelasi dengan peningkatan insiden osteoporosis dan fraktur.[8]
Latihan fisik weight-bearing (seperti berjalan, jogging, dan menaiki tangga) dikombinasikan dengan latihan kekuatan dan latihan keseimbangan akan menghasilkan efek pencegahan yang optimal. Berenang, bersepeda, dan latihan aerobik lainnya memberikan manfaat kardiovaskular tetapi tidak selalu memberikan manfaat pada kesehatan tulang.[10,11]
Pencegahan Jatuh
Pasien osteoporosis perlu disarankan untuk mengenakan sepatu hak rendah dengan sol karet agar memiliki pijakan (traksi) yang lebih kokoh. Saat naik tangga atau eskalator, minta pasien untuk menggunakan pegangan tangan. Pastikan pula area tangga dan lingkungan sekitar pasien memiliki penerangan yang baik. Sarankan penggunaan tas bahu atau tas ransel agar tangan bebas dan dapat berpegangan saat tergelincir. Pasien mungkin perlu menggunakan alat bantu jalan atau tongkat. Apabila trotoar terlihat licin, maka pasien sebaiknya berjalan di rerumputan.
Minta pasien untuk memastikan lantai rumah bebas dari kabel yang dapat menyebabkan pasien tersandung. Tempatkan barang yang sering digunakan di tempat yang mudah diraih. Apabila dirasa perlu, gunakan pegangan untuk memudahkan duduk dan berdiri dari toilet.[1,5,10,19]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pencegahan dini dapat membantu mengurangi morbiditas yang tinggi. Tindakan pencegahan harus mulai digalakkan sejak usia anak-anak dan dioptimalkan pada usia puncak massa tulang. Upaya pencegahan osteoporosis hendaknya dioptimalkan pada usia 20-30 tahun mengingat rentang usia tersebut biasanya tercapai kondisi puncak massa tulang. Setelah usia tersebut massa tulang cenderung akan menurun. Pastikan juga masyarakat mengonsumsi cukup kalsium dan vitamin D, serta beraktivitas di luar ruang agar mendapat paparan sinar matahari.
Pada pasien yang sudah mengalami osteoporosis, harus dihimbau untuk mengubah gaya hidup mereka dan tetap patuh dengan obat yang diresepkan. Pasien juga harus berhenti merokok dan menghindari alkohol. Pemberian program latihan fisik juga dianjurkan pada pasien osteoporosis.
Paparan Sinar Matahari
Di Indonesia, paparan sinar matahari pagi dan sore selama 5 sampai 15 menit sebanyak 3 kali dalam seminggu cukup bagi anak maupun orang dewasa untuk membantu pembentukan vitamin D3 di kulit. Waktu yang disarankan adalah pada pagi hari sebelum jam 10.00 dan sore hari di atas jam 16.00.
Pemenuhan Kalsium dan Vitamin D
Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup diharapkan dapat mencegah osteoporosis. Jumlah asupan disesuaikan dengan usia masing-masing pasien. Produk susu, kedelai, dan sayur hijau merupakan sumber kalsium yang mudah didapat dari makanan. Ikan, jamur, dan telur merupakan beberapa contoh sumber vitamin D.
Skrining Osteoporosis
Pemeriksaan bone mineral density (BMD) untuk skrining osteoporosis disarankan pada seluruh wanita usia 65 tahun ke atas dan pria usia 70 tahun ke atas, serta pada pasien dewasa yang mengonsumsi glukokortikoid jangka panjang. Deteksi dan intervensi dini akan sangat bermanfaat bagi prognosis jangka panjang pasien.[6,8,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahma