Diagnosis Retensi Urin
Diagnosis retensi urin perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan kesulitan berkemih, aliran urin yang melemah, nyeri suprapubik, atau distensi kandung kemih. Pemeriksaan fisik melibatkan palpasi dan perkusi suprapubik untuk mendeteksi distensi kandung kemih serta evaluasi neurologis jika dicurigai penyebab neurogenik.
Pemeriksaan penunjang utama adalah ultrasonografi kandung kemih untuk menilai volume urin postvoid (>100–200 mL mengindikasikan retensi urin), serta pemeriksaan laboratorium seperti urinalisis, fungsi ginjal, dan kultur urin untuk menyingkirkan komplikasi infeksi atau disfungsi ginjal. Uroflowmetry dan urodinamik dapat digunakan untuk menilai obstruksi atau gangguan kontraktilitas detrusor.[1-4]
Anamnesis
Referensi
(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)