Etiologi Striktur Uretra
Etiologi striktur uretra dapat dibedakan menjadi etiologi idiopatik, iatrogenik, traumatik, dan inflamasi. Striktur uretra dapat terjadi pada lokasi mana pun di sepanjang uretra. Berdasarkan lokasinya, striktur uretra dapat dibedakan menjadi striktur uretra anterior dan posterior. Pembedaan ini terutama diperlukan saat menangani pasien pria.[1,5,6]
Striktur uretra pada wanita lebih jarang ditemukan dan etiologinya masih belum dapat dipahami dengan baik. Uretra wanita memiliki panjang sekitar 4 cm. Berbagai faktor yang diperkirakan berperan dalam terbentuknya striktur uretra wanita adalah infeksi, trauma, serta faktor iatrogenik.[7,8]
Striktur Uretra Anterior
Striktur uretra anterior terjadi pada uretra pars bulbosa, pars pendulosa, dan fossa navikularis. Striktur tersebut muncul karena pembentukan jaringan parut akibat proses inflamasi, infeksi, trauma, iatrogenik, dan kongenital.
Inflamasi
Lichen sclerosus adalah suatu inflamasi kronis yang dapat melibatkan uretra anterior dan menimbulkan striktur. Selain itu, sindroma Reiter juga dapat menyebabkan trias klasik (uretritis, artritis, dan konjungtivitis) yang juga dapat menjadi penyebab striktur uretra meskipun jarang.[1,6]
Infeksi
Striktur juga sering terjadi akibat infeksi menular seksual, seperti uretritis gonore. Selain itu, beberapa penyakit infeksi lain yang juga perlu dipertimbangkan sebagai penyebab striktur adalah tuberkulosis dan schistosomiasis, terutama pada daerah endemis.[1,6]
Trauma
Striktur dapat terbentuk akibat trauma tumpul maupun tajam. Pada trauma tumpul, striktur biasanya terjadi akibat straddle injury pada uretra pars bulbosa yang tertekan oleh tulang pubis. Striktur uretra akibat fraktur penis sebenarnya jarang terjadi (3–20%). Hal ini terjadi apabila terdapat robekan pada tunika albuginea hingga mencapai korpus spongiosum. Sementara itu, etiologi trauma tajam yang umum ditemukan adalah luka tembak atau luka tusuk.[1,6]
Iatrogenik
Instrumentasi uretra dapat menyebabkan striktur. Penyebab tersering striktur uretra anterior distal adalah sistoskopi diagnostik dan dilatasi uretra. Penggunaan kateter jangka panjang juga diduga dapat menyebabkan striktur uretra akibat tekanan pada epitel, yang dapat berujung pada inflamasi kronis dan nekrosis.[1,6]
Kongenital
Kelainan kongenital merupakan penyebab striktur yang paling jarang ditemui. Penyebab inflamasi, infeksi, trauma, dan iatrogenik harus disingkirkan terlebih dahulu. Kelainan kongenital dengan striktur uretra diperkirakan terjadi karena ruptur membran kloaka atau diafragma urogenital pada masa perkembangan janin.[1,6]
Striktur Uretra Posterior
Striktur uretra posterior terjadi pada uretra pars prostatika dan pars membranosa. Striktur ini disebabkan oleh pembentukan jaringan parut akibat trauma atau proses iatrogenik. Striktur uretra posterior sering ditemukan akibat trauma terkait fraktur pelvis. Fraktur pelvis biasanya merobek uretra pada daerah bulbomembranous junction.[1,6]
Sementara itu, striktur uretra posterior dengan etiologi iatrogenik dapat terjadi akibat tindakan seperti prostatektomi radikal, transurethral resection of the prostate (TURP), krioterapi, dan radioterapi.[1,6]
Faktor Risiko
Faktor risiko striktur uretra adalah kondisi-kondisi yang berhubungan dengan etiologi striktur uretra yang sudah dijelaskan. Contohnya adalah pasien yang memiliki riwayat menjalani pembedahan atau instrumentasi uretra, riwayat menjalani pengobatan untuk kanker prostat, riwayat trauma pelvis dan perineum, serta riwayat uretritis.[9]