Pendahuluan Striktur Uretra
Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra akibat kerusakan sel epitel uretra dan fibrosis yang terjadi saat proses penyembuhannya. Striktur ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu striktur uretra anterior dan posterior. Etiologi striktur uretra dapat berupa trauma, inflamasi, infeksi, proses iatrogenik, dan kelainan kongenital.[1-4]
Diagnosis dapat diawali dengan anamnesis keluhan, seperti pancaran urine lemah saat miksi, proses miksi tidak tuntas, dan frekuensi miksi meningkat. Pada pemeriksaan fisik penis pria, scarring atau fibrosis uretra mungkin terpalpasi. Pemeriksaan penunjang seperti uroflowmetri, sistoskopi, uretrografi, dan ultrasonografi juga dapat bermanfaat untuk menegakkan diagnosis.[2,3,5]
Opsi penatalaksanaan striktur uretra bisa berupa dilatasi uretra, direct visual internal urethrotomy (DVIU), pemasangan stent uretra, dan uretroplasti. Penatalaksanaan harus disesuaikan dengan lokasi striktur, ukuran striktur, dan kondisi kesehatan pasien secara umum. Uretroplasti memiliki angka keberhasilan tertinggi yaitu 85–95%.[3,5]