Prognosis Striktur Uretra
Prognosis striktur uretra dipengaruhi oleh lokasi striktur, ukuran striktur, dan waktu tata laksananya. Berbagai komplikasi dapat muncul apabila striktur uretra tidak ditangani dengan baik. Setiap opsi tata laksana memiliki angka kesuksesan yang berbeda.[3,5]
Komplikasi
Komplikasi striktur uretra dapat terjadi akibat tata laksana yang tidak adekuat maupun akibat tata laksana itu sendiri (iatrogenik). Bila striktur tidak ditangani, dapat muncul komplikasi seperti divertikulum vesika urinaria (tersering), infeksi saluran kemih (ISK) berulang, retensi urine akut, fistula uretrokutan, batu buli atau batu uretra, dan refluks vesikoureter.[3,4]
Komplikasi setelah uretroplasti cukup jarang ditemukan tetapi dapat berupa disfungsi ereksi, pembentukan fistula, inkontinensia urine, ISK, dan neuropraksia. Sementara itu, angka kejadian komplikasi setelah direct visual internal urethrotomy (DVIU) adalah 6,5%. Contoh komplikasinya adalah disfungsi ereksi, inkontinensia urine, ekstravasasi, ISK, dan hematuria.[2,3]
Angka komplikasi yang cukup tinggi dilaporkan pada tindakan pemasangan stent uretra jangka panjang, yaitu 47%. Komplikasi tersebut adalah migrasi stent, enkrustasi stent, stenosis uretra, dan obstruksi uretra.[5]
Prognosis
Terdapat perbedaan angka keberhasilan dan rekurensi pada masing-masing tindakan untuk tata laksana striktur uretra. Dilatasi uretra dan DVIU memiliki angka keberhasilan sekitar 50–60% jika dilakukan pada striktur dengan ukuran <2 cm. Angka rekurensi pada periode 2 tahun adalah 60% untuk dilatasi uretra dan 50% untuk DVIU.[5,9,11]
Bila pasien mengalami kekambuhan striktur dalam waktu <3 bulan pasca-DVIU dan menjalani DVIU ulang dalam periode 2 tahun, angka keberhasilan (bebas striktur) hanyalah 30%. Pasien yang menjalani DVIU >2 kali memiliki risiko kegagalan 100%.[11]
Penggunaan stent uretra memiliki angka keberhasilan jangka panjang sebesar 85%. Sementara itu, angka keberhasilan uretroplasti anastomosis untuk striktur berukuran <2 cm adalah 90–95%. Komplikasi yang muncul cukup jarang (<10%) dan umumnya bisa mengalami perbaikan dalam waktu 6–12 bulan.[3,5,9,11]
Angka keberhasilan uretroplasti substitusi dengan menggunakan graft mukosa oral adalah 88%. Uretroplasti substitusi dengan graft kulit memiliki angka keberhasilan yang lebih bervariasi, yaitu 73–90,5%. Rekurensi ditemukan pada 14,5–15,7% tindakan uretroplasti substitusi dengan graft mukosa maupun kulit.[11]